itnmalangnews.id – Salah satu cara untuk mencegah banjir adalah melalui pembuatan sumur resapan di sekitar rumah-rumah warga atau di area-area yang mudah terkena banjir. Namun sayang tidak semua orang dapat mengupayakan sumur resapan ini.
Menurut Dr. Ir. Kustamar MT, Wakil Rektor I ITN Malang belum membudayanya sumur resapan di rumah-rumah warga disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya: sumur resapan dianggap mengganggu keindahan lahan karena tutup sumur yang muncul di tanah, rumah tidak memiliki lahan yang cukup, dan biaya buatnya cukup mahal.
Namun demikian, bagi alumni doktoral ilmu pertanian bidang sumberdaya air tersebut semua faktor tersebut bisa diatasi. Yang pertama tutup sumur bisa dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan. “Kami sedang menginisiasi sumur resapan cantik. Jadi jika sumur itu di taman, maka tutupnya juga akan didesain seperti areal taman sehingga tetap tampak normal,” kata pria asal Blitar tersebut.
Untuk faktor kedua dapat dicarikan tempat yang yang longgar dengan sumur resapan komunal. Karena memang di kawasan padat penduduk satu rumah bisa membutuhkan hingga tiga sumur resapan tradisional yang dalamnya dua-tiga meter. Sedangkan sumur resapan komunal dengan kedalaman mencapai 7 sampai 10 meter.
Sementara untuk biaya pembuatan dapat diantisipasi dengan menggunakan pola sebagaimana sistem bayar uang sampah. “Sementara ini kita hanya bayar uang sampah, tetapi kita tidak bayar uang untuk resapan air dari rumah-rumah yang tak memiliki lahan,” kata bapak tiga anak ini.
Nah, uang ini nanti dikelola oleh pemerintah dan dialokasikan untuk pembuatan sumur resapan di beberapa tempat yang rawan banjir. Apalagi saat ini Kota Malang sudah sering terkena banjir di beberapa tempat. (her)