
itnmalangnews.id – Kebangkitan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang baru beberapa tahun terakhir, tetapi prestasi mereka sudah membanggakan. Prestasi terbaru adalah meraih empat medali perunggu di National Open Tournament Pencak Silat of Batu National Championship I 2020, 31 Januari sampai 1 Februari. Empat medali tersebut diraih oleh masing-masing atlet yang dikirimkan oleh UKM PSHT.
Baca juga: www.itn.ac.id
“Kami mengirim empat atlet di tiga kelas berbeda. Hasilnya mendapat empat medali perunggu. Sebenarnya target kami ada yang emas, tapi hasil ini sudah termasuk luar biasa mengingat waktu persiapan yang kurang,” ungkap Yudi Susanto, salah satu atlet PSHT ITN Malang saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang Rabu (05/01/2020).
Atlet yang turun bertanding antara lain Yudi (Teknik Mesin 2017), Moch. Rizal Jabarudin (Teknik Mesin 2017), Aldi Risaldi (Teknik Mesin 2019), dan Nitis Weka P (Teknik Informatika 2018). Mereka mengikuti tiga kelas berbeda yang ditentukan oleh berat badan. Rinciannya, Nitis di kelas A dengan rentang berat badan 45-50 kg, Yudi Kelas B dengan rentang berat badan 50-55 kg, serta Rizal dan Aldi Kelas D dengan rentang berat badan 60-65 kg.
Yudi menceritakan pengalamannya selama mengikuti pertandingan di Batu National Championship. Mahasiswa yang pernah menjadi ketua umum di awal kebangkitan PSHT ITN Malang ini bertemu temannya di semifinal. “Saya ketemu teman saya dari UIN Malang. Kebetulan kami juga sama-sama mantan ketua yang sering sharing. Peluang menang sebenarnya ada tapi ternyata kalah poin, selisih enam,” jelas mahasiswa asal Lampung ini.
Baca juga: Pesilat Putri ITN Malang Raih Juara 1 Nasional di Yogyakarta
Baca juga: Hadiah Manis Dies Natalis ke-51, Taekwondo ITN Malang Bawa Pulang Lima Medali
Official PSHT ITN Malang, Thony Jozias, buka suara mengenai pertandingan tempo hari. Di samping kurangnya persiapan tim ITN Malang, aturan main kompetisi pun tidak seperti biasanya. “Permainan sudah bagus, tapi teman-teman kurang siap dengan perubahan sistem main. Di Technical Meeting katanya pertandingan dua menit, tapi ternyata cuma satu menit. Makanya kalau ketinggalan poin agak sulit mengejar,” komentar mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur tersebut. (ata)