Siti Nurhamdi lulusan terbaik Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) S-1 ITN Malang pada wisuda ke-66 periode II tahun 2021. (Foto: Yanuar/humas)
itnmalangnews.id – Tahukah kalian, ada sekian banyak pantai di Indonesia masuk dalam jajaran pantai terindah di dunia. Salah satunya adalah Pantai Tangsi atau biasa disebut Pantai Pink. Pantai Pink terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur ini dinobatkan menjadi yang terbaik The Most 7 Beautiful Beach in The World versi Majalah Vogue, Korea. Selain Pantai Pink desa yang terletak di ujung selatan Kabupaten Lombok ini juga memiliki Pantai Tanjung Ringgit, dan Pantai Tanjung Bloam yang tak kalah indahnya.
Baca juga: Baca juga: www.itn.ac.id
Maka, untuk menunjang pariwisata sepantasnya Desa Sekaroh memiliki arah pengembangan desa wisata. Hal ini diteliti oleh Siti Nurhamdi lulusan terbaik Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Siti mengangkat judul skripsi Arahan Pengembangan Desa Wisata Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur.
“Desa Sekaroh merupakan salah satu dari 99 desa yang ditetapkan sebagai desa wisata di Lombok dan Sumbawa oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2019. Potensi wisata alamnya berupa Pantai Pink, Pantai Tanjung Ringgit, dan Tanjung Bloam,” jelas Siti saat ditemui di ruang Humas ITN Malang beberapa waktu lalu.
Dalam penelitiannya, peraih IPK 3,59 ini melakukan tiga tahap analisa. Pertama mengunakan analisa deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi potensi dan masalah wisata di Desa Wisata Sekaroh. Tahap kedua, menggunakan teknik analisa Skala Linkert dan CFA untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan Desa Wisata Sekaroh.
Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Tanam Mangrove di Pantai Bajulmati
Tahap ketiga, menggunakan teknik analisa Delphi untuk memperkuat hasil sasaran 2 dan triangulasi untuk merumuskan arahan pengembangan Desa Wisata Sekaroh dengan mengkomparasikan hasil dari sasaran 1, hasil delphi dan kebijakan/teori terkait.
Dengan hasil analisa dari 13 faktor, didapatkan 7 faktor yang berpengaruh dalam pengembangan Desa Wisata Sekaroh. Yakni, atraksi daya tarik obyek wisata, promosi dan informasi wisata, akomodasi penginapan, pengelolaan/kelembagaan, fasilitas penunjang seperti tempat ibadah, tempat makan, toilet umum, dll, serta penyediaan air bersih, dan sistem persampahan.
Dikatakan Siti, Berdasarkan dari tahapan penelitian dan opini stakeholder dari instansi Bappeda, PUPR, dan Dinas Pariwisata Lombok Timur, serta kantor Kecamatan Jerowaru dan kantor Desa Sekaroh. Didapatkan pengembangan dari faktor-faktor tersebut perlunya penambahan serta peningkatan fasilitas.
“Pembangunan fisik yang bisa dilakukan adalah penyediaan akomodasi dan penginapan. Selama ini memang sudah ada penginapan, namun budgetnya terlalu mahal. Itu berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan. Jadi, perlu penyediaan akomodasi lebih murah dan tetap mengedepankan pembangunan arsitektur dengan interior khas lombok,” terangnya yang ikut diwisuda pada wisuda ke-66 periode II tahun 2021.
Hasil penelitian dara asal Kabupaten Lombok Timur tersebut berupa arahan pengembangan Desa Wisata Sekaroh secara utuh atau keseluruhan, yang dibagi menjadi beberapa cluster sesuai dengan kegiatannya, dan arahannya berdasarkan hasil triangulasi dan kebutuhan dari setiap cluster.
“Penginapan sederhana seperti home stay di rumah-rumah warga lebih dibutuhkan khususnya untuk wisatawan lokal. Fasilitas penunjang lainnya seperti tempat ibadah dan toilet umum. Di Desa Sekaroh kekurangan air bersih, ini juga menjadi kendala,” pungkas putri pasangan Nawawi dan Nurul Islah ini. (me/Humas ITN Malang)