
itnmalangnews.id – Masih mengusung semangat dakwah teknologi, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menyampaikan inovasi teknologi mahasiswa kepada masyarakat. Kampus Biru ITN Malang menghadirkan inovasi alat pembuatan kerupuk, makanan dari kurma, serta program penanggulangan sampah.
Mahasiswa Teknik Kimia sedang menjelaskan cara membuat salah produk makanan. (Foto: Yanuar/humas)
Mesin produksi pembuatan kerupuk diciptakan oleh Frista Yessita Oktalihana, mahasiswa Teknik Industri Manufaktur Program Sarjana Terapan dengan dosen pendamping Drs. Mujiono, MT. Mesin produksi ini membantu masyarakat Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang dalam memproduksi kerupuk.
“Awalnya proses produksi kerupuk dilakukan secara manual, kemudian muncul ide untuk menciptakan alat pengaduk dan pengiris kerupuk. Alat ini sangat membantu meningkatkan produktifitas secara kualitas dari kerupuk,” ujar Yessi akrab disapa. Dan, secara islami alat ini juga membantu orang lain untuk memperoleh pekerjaan. Pasalnya, untuk membuat alat tersebut pasti membutuhkan orang lain dalam membuat alat untuk memproduksi kerupuk.
Selain merancang dan membuat alat, mahasiswa ITN Malang juga piawai dalam mengolah makanan. Salah satunya makanan dengan bahan dasar buah kurma. Buah kurma mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa, sehingga kurma cepat mengganti energi tubuh yang hilang serta mudah dicerna. Kandungan vitamin A, B1, B2, B3, tanin, dan antosianin berpotensi buah kurma dapat dikembangkan menjadi produk probiotik dari sari buah kurma.
Dengan sentuhan teknologi, mahasiswa Teknik Kimia Zabilla Wulandayani dan Islami Linda Wibawanti, serta dosen pendamping Faidliyah Nilna Minah, ST, MT., melalui dakwah teknologi mengolah buah kurma menjadi selai kurma. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat selai kurma yaitu, buah kurma, air, madu atau gula, sejumput garam, serta mentega secukupnya.
Baca juga: Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang Ajak Warga Kelola Sampah
Baca juga: Di ITN Malang, Inisiator Kampung Glintung Go Green (3G) Cerita Bangun Kampung
Cara pembuatannya, daging buah kurma dipotong kecil-kecil kemudian dicampurkan dengan air lalu diblender hingga menjadi jus. Jus kurma tersebut kemudian direbus sambil dimasukkan madu/gula sesuai selera serta sejumput garam dan diaduk hingga larut dan mengental. Langkah terakhir masukkan mentega dan sekali lagi diaduk hingga rata. Selai yang sudah jadi tersebut bisa dimasukkan ke dalam wadah dan disimpan di dalam lemari pendingin. Sedangkan biji buah kurma dari sisa pembuatan selai dapat diolah menjadi biji kurma kering dan diseduh seperti kopi.
Pembuatan serta konsumsi makanan tidak terlepas dengan masalah sampah. Keadaan peningkatan sampah yang terjadi saat bulan Ramadan di Kota Malang mengkhawatirkan, sebab di luar bulan Ramadan saja Kota Malang menghasilkan sampah ± 600 ton/hari. Masalah sampah tersebut mendapat perhatian serius dalam Dakwah Teknologi Teknik Lingkungan. Suhaena Wisma Ernia Sindy, Andika Yoga Pradana, mahasiswa Teknik Lingkungan bersama Sudiro, ST.,MT sebagai dosen pendamping mencoba memberikan solusi sebagai upaya meminimalisir jumlah sampah dengan berbasis masyarakat.
Pertama adalah konsep Green Iftar (buka puasa bersama) dengan menggunakan konsep ramah lingkungan untuk mengurangi sampah bagi penyelenggara buka bersama. Konsep ini mudah dilakukan juga tidak memerlukan biaya banyak. Penyelenggara hanya perlu menyiapkan tempat makan dan minum yang reusable atau dapat dipakai kembali seperti, piring, gelas, mangkuk, sendok, nampan, dan teko. Secara tidak langsung konsep ini dapat mengedukasi masyarakat untuk mengendalikan sampah.
Kedua, konsep Green Iftar Program Sedekah Sampah. Program ini pastinya dapat mengurangi sampah serta menjadi sarana beramal. Adapun sampah kering yang memiliki nilai ekonomis seperti botol minuman, gelas plastik dan sejenisnya dipilah terlebih dahulu kemudian disumbangkan ke bank sampah yang mengadakan program sedekah sampah. Sampah tersebut akan dijual kembali dan hasilnya dapat disedekahkan kepada yang membutuhkan.
Baca juga: Berdayakan Masyarakat Lewat Bak Sampah, Desa Sukopuro Jabung Jadi Binaan Teknik Sipil ITN Malang
Baca juga: Teguh Adi Irawan Bantu UKM Keripik Pisang Atasi Pemborosan Bahan Baku
Dan terakhir adalah Pemilahan Sampah. ini bisa dilakukan dengan menyediakan tempat sampah yang berbeda jenisnya di tempat umum atau di tempat berbuka agar masyarakat dapat berlatih untuk memilah sampah organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk yang ekonomis. Melakukan promosi atau sosialisasi di tingkat rumah tangga agar pemilahan sampah dapat dilakukan dari rumah ke rumah. Dan mendirikan bank sampah di setiap RT serta melakukan kegiatan pemilahan sampah setelah berbuka dan sahur. (Mita Erminasari/humas)