Nur Aria Hibnastiar, asisten Laboratorium Pengolahan Citra dan Multimedia Teknik Informatika S-1 ITN Malang mengajari peserta trial class membuat Game Mobile Avoid Rocket. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Seiring perkembangan industri game di Indonesia, pekerjaan game developer kian hari kian menjanjikan. Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) lewat Prodi Teknik Informatika S-1 melihat peluang tersebut. Berkonsep trial class, Prodi Teknik Informatika mengenalkan game kepada siswa SMK/SMA. Trial class bertajuk “Make it Mobile Game” dilaksanakan secara offline di Laboratorium Pengolahan Citra dan Multimedia, Kampus 2 ITN Malang pada Jumat (03/05/2024).
Deddy Rudhistiar, S.Kom., M.Cs., Sekprodi Teknik Informatika S-1 ITN Malang mengatakan, game banyak diminati khususnya usia sekolah. Dengan trial class harapannya bisa memberi gambaran dan menarik minat siswa untuk belajar, dan mengetahui output dari teknik informatika.
Baca juga: Tim Teknik Informatika ITN Malang Raih The Best Attacker Divisi Keamanan Siber
Teknik Informatika ITN Malang memiliki beberapa bidang keahlian. Yakni, mobile programming, website developer, jaringan komputer, sistem cerdas, animasi, game dan lain-lain. Didukung dengan laboratorium yang mumpuni seperti Lab. Pemrograman, Lab. Database & Sistem Informasi, Lab. Pengolahan Citra & Multimedia, Lab. Jaringan Komputer, dan Lab. Mobile Programming & Robotika
“Game sekarang banyak diminati, dan kerap dilombakan baik secara online maupun offline. Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) adalah salah satu yang mewadahi dalam perlombaan di tingkat nasional. Sebenarnya membuat game itu mudah, dan tidak membutuhkan waktu yang cukup panjang. Maka, dalam trial class kemarin kami mencoba mengajari siswa membuat game dimulai dari persiapan awal hingga game tersebut bisa diproduksi atau dimainkan,” kata Deddy saat ditemui di waktu terpisah.
Perlu diketahui tim mahasiswa Teknik Informatika S-1, ITN Malang pernah menyabet “The Best Attacker Divisi Keamanan Siber (Cyber Security)”, pada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XVI 2023. Kompetisi diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Talenta Indonesia, Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Menurut Deddy, pilihan materi ini juga mendukung program pusat keunggulan (Center of Excellence/COE) ITN Malang yang beberapa waktu lalu me-launching “ITN Metaverse and Immersive Technology Center” di kampus 2. Metaverse sebagai dunia virtual yang memungkinkan orang berinteraksi dalam ruang tiga dimensi.
Lebih lanjut, meskipun game tidak masuk mata kuliah yang memiliki bobot SKS besar, namun kenyataannya hampir 10–20 persen mahasiswa mengambil game sebagai tugas akhir dalam beberapa tahun terakhir. Biasanya mahasiswa di awal akan mempelajari multimedia, dengan fokus mengolah gambar dan video, dilanjutkan dengan mata kuliah membuat animasi baru kemudian ke game.
“Sebelum membuat kurikulum baru kami telah mensurvei lulusan, dan hampir 10–15 persen mereka bekerja di industri multimedia mulai dari desain dan lainnya. Beberapa yang bekerja di bidang multimedia pada umumnya juga membantu dalam membuat game,” imbuhnya.
Baca juga: Iva Roudhotul Rohmah Lulusan Terbaik Teknik Informatika, IPK 3.94 Buat Game Petualang
Siswa peserta trial class diajari membuat game di Laboratorium Pengolahan Citra dan Multimedia (Gama). Bersama Nur Aria Hibnastiar, asisten laboratorium mereka membuat Game Mobile Avoid Rocket menggunakan software unity. Game ini berbasis offline, jadi bisa dimainkan saat handphone tidak tersambung ke jaringan internet.
Dijelaskan Aria sapaan akrab Nur Aria Hibnastiar, langkah pertama membuat game adalah mengumpulkan aset. Aset dalam video game adalah konten digital yang dimasukkan ke dalam game, seperti file media, animasi, suara, desain visual, dan lain-lain.
“Setelah aset terkumpul kemudian menyusun aset tersebut sesuai dengan gameplay-nya. Menerapkan aturan permainan dengan code, menguji game, dan terakhir export game ke platform android dengan format (apk),” jelasnya.
Menurut Aria, membuat Game Mobile Avoid Rocket ini lebih sederhana dan mudah. Pembuatannya tidak memerlukan code yang kompleks, desainnya juga minimalis, serta yang terpenting mudah dipelajari oleh pemula. Avoid rocket merupakan game yang permainanya dirancang untuk menghindari roket sebagai rintangan. Untuk mendapatkan 1 poin maka karakter harus berhasil menghindari roket, dan sebaliknya jika karakter terkena roket maka game selesai atau game over.
“Dalam membuat game avoid rocket secara umum siswa dapat memahami, karena step by step dari modul cukup detail dan bahasa yang dibuat mudah dimengerti. Ada juga beberapa siswa yang kesulitan karena tidak begitu familiar dengan software unity dan bahasa pemrogramannya. Makanya, yuk kuliah di Teknik Informatika ITN Malang, biar lancar membuat game!” serunya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)