Antusias. Siswa SD Negeri Ngaglik 01, Kota Batu, Jawa Timur belajar energi baru terbarukan di Teknik Elektro ITN Malang
itnmalangnews.id – Teknik Elektro S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mendapat “Kunjungan Belajar” dari SD Negeri Ngaglik 01, Kota Batu, Jawa Timur. Sebanyak 90 an siswa kelas 6, dan guru pendamping belajar energi baru terbarukan (EBT) di Kampus 2 ITN Malang. Bahkan ada sebagian orang tua siswa yang juga turut mendampingi, Rabu (07/02/2024).
Membangun kompetensi siswa sejak dini inilah yang sedang digalakkan oleh SDN Ngaglik 01 Kota Batu untuk mewujudkan generasi emas 2045. Harapannya para siswa sebagai cikal bakal pemimpin masa depan akan mendapat cara pandang yang lebih maju sejak dini.
Baca juga: MPLS SMA Nasional Malang, Asiknya Wisata Edukasi ke PLTS
“SDN Ngaglik 01 Batu sudah mencanangkan sebagai sekolah dasar yang menerapkan blended learning. Setiap tatap muka juga menerapkan learning management system. Anak-anak sering kami berikan proyek-proyek. Juga ada kontekstual learning dimana mereka kami hadapkan pada situasi nyata,” ujar Irfan Arif, S.Pd, koordinator guru kelas 6 sekaligus koordinator pengembangan kurikulum sekolah.
Perlu diketahui, blended learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran langsung dengan pembelajaran tidak langsung atau mandiri yang bisa dilakukan kapan pun. Metode ini memanfaatkan berbagai sumber belajar siswa dimana siswa juga ikut aktif berpartisipasi, sehingga siswa akan mampu memahami materi pembelajaran.
Sementara pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Ini akan mendorong siswa menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga didorong untuk menerapkan learning management system (LMS), dimana guru bisa mendistribusikan materi belajar secara online.
Menurut Irfan, SDN Ngaglik 01 Batu selain melakukan kegiatan di dalam kelas juga aktif berkunjung ke tempat-tempat yang tepat untuk belajar tentang topik-topik tertentu. Ada tiga poin yang diharapkan dari pembelajaran di ITN Malang. Yakni, untuk mengidentifikasi berbagai komponen, melihat mekanisme pekerjaan dan sejauh mana pemanfaatannya, dan mengembangkan dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat yang dipelajari.
Siswa diharapkan bisa menganalisis berbagai sumber daya alam, sejauh mana tingkat pemanfaatan, kelebihan, dan kekurangan. Ini sebagai salah satu bahan analisis siswa untuk mendapat informasi energi alternatif yang memungkinkan bisa digunakan yang didapat dari lingkungan terdekat.
“Diupayakan anak-anak sampai pada menciptakan (memahami) energi alternatif sederhana yang bersumber dari lingkungan mereka. Kegiatan ini bisa menjadi stimulus bagi anak-anak untuk memiliki kreatifitas dan inovasi dalam diri. Sehingga siswa memiliki dasar yang kuat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih,” jelasnya.
Baca juga: SMK Ahmad Yani Probolinggo Beri Motivasi Siswa Belajar di ITN Malang
Selain siswa kelas 6, “Kunjungan Belajar” juga melibatkan lima siswa dari kelas 5 yang akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2024 di tingkat provinsi. Kelima siswa ini mendapat apresiasi dari sekolah untuk mengikuti kegiatan kakak kelasnya. Selain bentuk apresiasi juga untuk menguatkan motivasi dengan memberikan gambaran ilmu pengetahuan alam luas.
Salah satunya adalah Mariza Maulida Azzahra. Siswa kelas 5 ini sangat antusias mengunjungi laboratorium Teknik Elektro ITN Malang. Seperti Lab Jaringan Telekomunikasi, Lab Sistem Kendali Industri, Lab Sistem Pengukuran dan Instrumentasi, Lab Energi Baru Terbarukan (EBT), dan ditutup dengan mengunjungi PLTS ITN Malang.
Menurut Mariza, saat di lab EBT ia melihat berbagai alat seperti SCC (solar charge controller), panel surya, baterai dan lain-lain. Menutnya cara kerja alatnya bermacam-macam. Seperti SCC mengubah arus listrik DC menjadi arus AC. Panel surya cara kerjanya sangat simpel dan sangat berpengaruh. Radiasi matahari ditangkap oleh panel surya dan diolah dulu baru dipakai menjadi listrik.
“Kakaknya (mahasiswa) baik banget menjelaskan komponennya satu persatu. Penjelasannya sangat detail dan simpel,” ujarnya.
Namun yang paling membuatnya menarik saat belajar di lab jaringan telekomunikasi. Ia dan teman-temannya mencoba alat yang dapat mengatur tegangan. “Kami jadi tahu tegangan arus, dan hambatannya. Di sana kami praktek dan saya paling suka praktek,” imbuhnya.
Siswa SDN Ngaglik 01 Batu juga mengunjungi lab sistem kendali industri. Di sini mereka melihat pengaplikasian pada smart home (rumah pintar) yang memakai program Scada berbasis IOT. Pada smart home terpasang alat untuk mengontrol rumah. Siswa jadi mengetahui informasi bahwa di smart home terdapat sensor-sensor yang mendeteksi secara otomatis. Seperti menyalakan dan mematikan lampu dan kipas secara otomatis, pintu otomatis, kunci otomatis. Bahkan mode ini bisa digunakan untuk memberi makan ikan di akuarium secara otomatis.
“Semua bisa dikendalikan dari aplikasi di handphone (hp). Kuncinya baik rumah dan hp harus tersambung ke internet. Internetnya stabil akan lebih bagus,” kata Arya Saputra asisten Lab Sistem Kendali Industri. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)