Kaprodi Teknik Geodesi S-1, ITN Malang Dedy Kurnia Sunaryo, ST., MT. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Program Studi Teknik Geodesi S-1, dan Program Studi Teknik Lingkungan S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) berhasil meraih Akreditasi Baik Sekali. Predikat ini didapat dari Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik pada pertengahan tahun 2024 lalu. Akreditasi terbaru tersebut merupakan peralihan Akreditasi B (Baik) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ke Baik Sekali dari LAM Teknik.
Akreditasi Baik Sekali yang diraih bisa menjadi acuan bagi calon mahasiswa baru dalam memilih Teknik Geodesi, dan Teknik Lingkungan ITN Malang. Pemenuhan standar akreditasi sangat penting untuk melihat kompetensi dan kredibilitas kampus di mata masyarakat. Dengan predikat Baik Sekali menuju Unggul ini kedua prodi di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang terbukti telah memenuhi standar yang diinginkan.
Kaprodi Teknik Geodesi S-1, Dedy Kurnia Sunaryo, ST., MT., menjelaskan, predikat tersebut didapat melalui beberapa tahapan, yang dimulai dari asesmen (assessment) lapangan. Menurutnya, hasil asesmen Teknik Geodesi tergolong bagus, meskipun masih terdapat tantangan dalam sumber daya manusia (dosen).
Menurut DK Sunaryo sapaan akrabnya, target akreditasi Teknik Geodesi adalah Akreditasi Unggul. Untuk persyaratan seperti jumlah mahasiswa telah mencukupi, proses pembelajaran sesuai dengan SKKNI, serta sistem penjaminan mutu, proses pengukuran, monitoring dan keberlanjutannya sudah tersusun dengan baik. Namun, pada tahun akreditasi kemarin beberapa dosen Teknik Geodesi ITN Malang bertepatan dengan usia pensiun, dan ada yang berpulang (meninggal dunia). Padahal untuk predikat Unggul membutuhkan enam sampai delapan doktor, dengan doktor kepala minimal dua.
“Alhamdulillah Teknik Geodesi sekarang pada peringkat Akreditasi Baik Sekali. Dari penilaian asesor sebenarnya sudah cukup bagus, kecuali pada posisi tersebut (SDM). Karena ada yang pensiun dan meninggal dunia, jadi kami belum bisa mempertahankan jumlahnya. Semoga dengan bertambahnya jumlah doktor kedepan Akreditasi Baik Sekali bisa cepat menuju Unggul,” ungkapnya.
Tantangan tersebut kemudian dijawab dengan adanya beberapa dosen yang sedang melanjutkan kuliah S-3. Sehingga 4-5 tahun kedepan diharapkan Teknik Geodesi sudah sesuai dengan standar untuk meraih predikat Unggul. Penguatan kerja sama juga terus ditingkatkan baik dengan perusahaan, maupun instansi khususnya sebagai tempat magang mahasiswa. Kepercayaan perusahaan dan pemerintah kepada Teknik Geodesi juga dibuktikan dengan adanya berbagai support teknologi.
“Harapan kami mahasiswa yang lulus dari ITN Malang memiliki kompetensi sesuai dengan profil yang sudah kami rencanakan. Mereka siap untuk terjun dan berkompetisi di lapangan. Bersyukur, keserapan lulusan ini rata-rata cukup baik. Sebenarnya tidak sampai enam bulan, karena banyak perusahaan terutama yang bergerak pada PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) membutuhkan lulusan teknik geodesi. Bahkan di wilayah Jawa Timur sendiri sering kekurangan surveyor,” tandasnya.
Dr. Evy Hendriarianti, ST., M.MT. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Selain Teknik Geodesi, Teknik Lingkungan juga meraih Akreditasi Baik Sekali pada waktu bersamaan. Dr. Evy Hendriarianti, ST., M.MT., (Kaprodi Teknik Lingkungan yang masih menjabat pada saat asesmen) menjelaskan, Teknik Lingkungan telah mencukupi segala ketentuan asesmen. Seperti kuliah tamu, kerja sama, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dosen.
Dimana PKM dosen Teknik Lingkungan dengan mitra Perusahaan Jasa Tirta (PJT) 1 diterima sebagai luaran kegiatan kerja sama penelitian internasional. Sebelumnya Teknik Lingkungan ITN Malang bersama mitra telah mengikuti projek TU Delft Belanda dengan konsorsium TAUW (konsultan teknik lingkungan Eropa) dalam mendukung Proyek Brantas Clean Industry Initiative (CII).
“Jadi yang internasional kami di kerja sama pendidikan, penelitian, dan PKM dosen. Ke depan perlu ditingkat kembali,” ujarnya.
Menurutnya hal-hal yang perlu dikuatkan dan ditingkatkan untuk menuju peringkat Unggul adalah publikasi, kegiatan penelitian abdimas dengan mitra, penelitian dan abdimas dengan melibatkan mahasiswa dalam cakupan MBKM, kerja sama dengan alumni, dan lain-lain.
Dikatakan Evy, pada saat awal menyusun akreditasi tantangannya adalah terkait ketentuan mata kuliah. Ini yang nantinya juga harus diperbaiki untuk meng-upgrade akreditasi dari Baik Sekali ke Unggul. “Karena targetnya Unggul, jadi harus membuat kurikulum supaya jumlah SKS mata kuliah basic science dan matematika sesuai. Serta dari mata kuliah capstone design juga harus lebih disempurnakan,” ungkapnya.
Untuk menaikkan akreditasi juga perlu digenjot kegiatan penelitian, abdimas dosen dengan melibatkan mahasiswa dengan luarannya publikasi sebagai syarat untuk pengajuan Penilaian Angka Kredit (PAK) dosen.
“MBKM itu poinnya besar juga. Tidak kalah penting semua kegiatan pendidikan, penelitian, abdimas dan MBKM juga harus bekerja sama dengan para alumni. Karena alumni juga sebagai pengguna dari lulusan,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)