itnmalangnews.id – Banyaknya warga Indonesia yang masih belum punya rumah dan menempati kolong jembatan menjadi ajang refleksi bagi anak-anak Teater ITN Malang. Hasil dari refleksi itu lalu dituangkan dalam satu pementasan teaterikal dengan judul RT 0/RW 0. “Judul ini memang diambil dari faktanya, bahwa masyarakat di kolong jembatan tak punya RT dan RW,” terang Syifak Abdul Hakim koordinator pementasan saat ditemui di aula kampus I.
Menurut mahasiswa semester enam tersebut, ajang ini untuk membuka lebar pada penonton bagaimana kehidupan di bawah kolong jembatan. Agar penonton tidak salah sangka dengan kehidupan orang-orang di sana. ”Tinggal di kolong jembatan bukanlah pilihan secara bebas, tetapi karena memang mereka tidak punya tempat tinggal. Tetapi kadang negara dengan seenaknya menggusur mereka tanpa memberikan rumah,” imbuh pemuda asal Palu, Sulawesi selatan tersebut.
Syifak, demikian sapaan akrabnya, juga menambahkan bahwa ternyata di kehidupan bawah kolong jembatan itu juga tidak ada bedanya dengan mereka yang tinggal di rumah mewah. Mereka juga dapat berinteraksi satu sama lain. Mereka berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan. ”Orang sana (bawah kolong jembatan) juga punya harapan, punya cita-cita, dan bahkan juga cinta,” tuturnya.
Acara bertajuk “estafet”ini merupakan lanjutan dari pementasan sebelumnya yang berjudul “seolah-olah.” (her)