itnmalangnews.id – Keberhasilan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mencapai kelas utama dalam hal penelitian tidak membuat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) berpuas diri. Justru merasa semakin tertantang untuk mencapai kelas diatas yaitu kelas Mandiri. “Kami akan tetap berupaya, untuk mencapai kelas Mandiri, paling tidak dapat menyaingi UMM Malang,” terang Fourry Handoko, ST, SS, MT, Ph.D ketua LPPM saat ditemui di ruang kerjanya.
Memang apabila ITN Malang mencapai kelas Mandiri akan memperoleh dana hibah sebesar 10 miliar rupiah, jumlah ini tentu jauh lebih banyak dari kelas utama 4 miliar yang saat ini sedang diduduki oleh kampus biru tersebut.
Menurut Fourry, saat ini pihaknya telah menyediakan beberapa strategi untuk mencapai kelas mandiri tersebut. Beberapa di antaranya memberikan pelatihan menulis dan penelitian bagi para dosen. Kerjasama penelitian dengan beberapa kampus di luar negeri juga dilakukan. Kemudian memilah spesifikasi keahlian dosen antara ahli dalam penelitian, prototype, atau ahli dalam publikasi ilmiah. “Saat ini ada sekitar 15 dosen yang sangat produktif baik yang peneltian maupun yang publikasi,” terang pria asli Malang tersebut.
Pemetaan ini, imbuh Fourry, di harapkan dapat meningkatkan karya-karya dosen ITN Malang yang terpublikasi. Karena selain penilaian sumber daya manusia dalam suatu kampus, jumlah karya yang dipublikasi juga mempengaruhi penilai hingga 50 persen. “Tahun ini, untuk proposal eksternal yang masuk ke LPPM sebanyak 73, dan 30 di antaranya dibiayai Dikti. Tahun lalu hanya 50 proposal yang masuk. Sementara untuk proposal internal yang dibiayai ITN Malang sendiri mencapai 70 proposal,” kata dia. (her)