
itnmalangnews.id – H.M Nursiah, S.Sos, M.Si, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah mengatakan, untuk membangun daerah perlu menggandeng perguruan tinggi. Bekal akademis perguruan tinggi yang mereka miliki mampu membantu efektivitas dan efisiensi pembangunan. Untuk itu Kabupaten Lombok Tengah lantas melirik Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
H.M Nursiah, S.Sos, M.Si, Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Tengah saat memberikan Kuliah Umum di ITN Malang. (Foto: Yanuar/ Humas ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
“Tadi saya ngobrol dengan Pak Dekan dan Pak Rektor. Kami butuh kerjasama dengan ITN Malang, khususnya bidang planologi (Perencanaan Wilayah dan Kota/ PWK). Kebijakan daerah kadang lepas dari kajian akademis yang mumpuni, sehingga umur ekonomis bangunan tidak sebanding atau sesuai target,” kata Nursiah saat mengisi Kuliah Umum di aula kampus 1 ITN Malang, Senin (18/11).
Lebih lanjut ia memaparkan, keunggulan wisata Lombok Tengah sudah diakui hingga mancanegara. Sektor pertaniannya jaya sampai-sampai Lombok Tengah menjadi penyangga produksi padi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kabupaten ini terbagi atas tiga zona berdasarkan potensinya. Zona utara berpotensi agrikultur, zona tengah untuk pusat pemerintahan dan bisnis, dan zona selatan berpotensi kelautan.
Di balik keelokannya, ternyata Lombok Tengah punya 10 jenis bencana, termasuk gempa bumi. Nursiah menuturkan jika intensitas gempa bumi tergolong rendah tapi dampaknya relatif tinggi.
“Dari 10 jenis bencana, gempa bumi potensinya 6 persen tapi dampaknya sangat besar. Progress per 3 November 2019, hasil validasi perbaikan rumah rusak berat tersisa 76, rusak sedang sisa 102, dan rusak ringan sisa 332. Untuk meminimalisir dampak gempa di kemudian hari, kami membangun bangunan tahan gempa,” jelasnya.
Nursiah melanjutkan, Lombok Tengah sedang mengupayakan pembentukan desa tangguh bencana, sekolah aman bencana, pemasangan early warning system dan jalur evakuasi, serta pembangunan gudang logistik serta peralatan. Mereka juga berencana meningkatkan sistem informasi cepat tentang cuaca, edukasi dan sosialisasi, kapasitas relawan, kompetensi aparatur dan kapasitas forum, simulasi, pelatihan, dan gladi posko.
Baca juga: Kriteria Bangunan Tahan Gempa
Tidak hanya itu, mereka akan mengembangkan penyusunan rencana penanggulangan kedaruratan bencana dan rencana kontinjensi bencana. Untuk kontinjensi bencana, Lombok Tengah belum memiliki kontinjensi gempa bumi dan baru ada untuk erupsi Rinjani.
Paparan Nursiah ditanggapi oleh Egi, mahasiswa asal Sembalun Lombok Timur yang menanyakan tentang upaya pemerintah mengenai kebijakan aktivitas pariwisata pasca bencana.
Menurut Nursiah, recovery bencana disinergikan oleh berbagai pihak. Selain pemerintah, media bertugas mempublikasikan kondisi yang akurat. Namun, yang perlu diperhatikan adalah masyarakat harus bangkit dahulu. (ata)