itnmalangnews.id – Rumah-rumah yang dibangun tanpa memenuhi standar akan membuat lingkungan menjadi kumuh. Arfath, mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mendesain rumah di kawasan kumuh tersebut. Ia mengambil studi kasus di bantaran sungai Kota Lama Malang. Di sana terdapat sekitar 600 unit rumah di lahan 2,8 hektar yang meliputi tiga RW yakni RW 7, 8, dan 9.
“Saya mendesain tata ulang tanpa perlu memindahkan rumah mereka. Desainnya minimalis sederhana, seukuran 4 kali 5 meter persegi yang dibangun vertikal. Tanah tiap warga 6 kali 10 meter, jadi disiapkan sisa 1 meter di samping dan lima meter di depan,” jabar Arfath.
Lebih detailnya rumah terdiri atas 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, pantry, dan ruang tamu. Halaman depan bisa dijadikan tempat parkir atau berjualan. Di sana warga banyak menghasilkan keset dari limbah kain, bisa membuat rujak Madura, tapi belum ada tempat jualan yang memadai.
Selain mendesain rumah, Arfath juga mendesain tambahan pola ruang di areal tersebut. Ada tempat kumpul, perpustakaan, sekolah, taman, dan tempat senam. Ia juga mendesain jalan untuk pengangkut sampah dan komposting yang melekat dengan TPS. Tak luput ia pun merancang sistem utilitas agar sungai tidak tercemar. Sungai diberi filter dan pintu air agar tidak deras serta bersih supaya bisa dijadikan area bermain air.
“Belum ada penataan sampai tahap itu. Disperkim pernah ke sini tapi belum menyentuh ke arah sana, baru di tahap beautifikasi yang diharapkan mampu mengubah perilaku. Di Jogja sudah ada Kalijode, tapi lebih pada pembangunan fasilitas pendukung lingkungan bantaran sungai,” tutur Arfath terkait skripsinya.
Peraih IPK 3,52 ini mengambil tema green architecture untuk rencana pembangunan. Semua bahan sustainable seperti dinding papan bebas asbes dan atap dari panel rurya. Selain itu, rumah didesain agak panggung untuk memaksimalkan peresapan air. (ata)