
itnmalangnews.id – Menurut Dr.Ir. Agustina Nurul Hidayati, MT dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, keamanan tidak hanya ditentukan dari desain perencanaan. Kesiapsiagaan patut dilatih, dan bukan sekadar konsep. “Kami (PWK) ada materi kuliah mitigasi bencana dan aspek pengabdian masyarakat. Kemudian kami menggagas pengenalan kebencanaan ke lingkup paling kecil yaitu tingkat SD,” kata Nurul ketika ditemui di Madrasah Ibtiyah Negeri (MIN) 2 Kota Malang, Sabtu (31/08) kemarin.
Sesi evaluasi pasca simulasi gempa bumi di titik kumpul di MIN 2 Kota Malang. (Foto: Ata/itnnews)
Jika tahun lalu PWK ITN Malang praktik ke SD di Pasuruan, maka sekarang mereka memilih sekolah di Malang. MIN 2 Kota Malang pun dipilih karena ada potensi bencana di kawasan Sukun. “Di sini daerahnya padat sehingga potensi kebakaran tinggi. Air agak susah dibanding kawasan lain. Kendaraan pun susah masuk,” lanjut wanita asli Jakarta tersebut.
Sasaran edukasi adalah siswa-siswi kelas 5 dan 6, dan para guru. Selain diedukasi tentang cara mengatasi kebakaran, mereka juga diajarkan mitigasi bencana gempa bumi. Agar lebih memahami materi yang disosialisasikan, MIN 2 Kota Malang kemudian melaksanakan simulasi gempa. Para wali kelas membimbing siswa, mulai dari melindungi diri hingga proses evakuasi menuju titik kumpul.
Dalam teknisnya, PWK ITN Malang mengajak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang yang sudah professional di bidang masing-masing. Mereka juga melibatkan komite sekolah serta masyarakat setempat. Terlihat kelompok Ibu-ibu Tangguh dari Bandungrejo dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) berbaur dengan para peserta lain.
Pihak sekolah pun menyambut baik sosialisasi dan simulasi yang dilakukan. Drs. Supandri, Kepala Sekolah MIN 2 Kota Malang menganggap edukasi seputar kebencanaan sangat perlu. “Pengenalan pengetahuan dan keterampilan tentang kebencanaan dibutuhkan, sebab ini kehidupan nyata di mana sewaktu-waktu bencana bisa menimpa kita. Sehingga, kita harus belajar melindungi diri dan lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Minim Sampah pada Seminar Perubahan Iklim ITN Malang
Baca juga: Kembangkan Riset, LIPI-Teknik Elektro ITN Malang Teken MoA
Supandri lantas berterima kasih kepada ITN Malang karena telah menginisiasi kegiatan hari ini. Ia juga menginginkan keberlanjutan kerja sama yang menguntungkan bagi kedua pihak. “Kami ingin ada kerja sama yang lebih intens dalam hal yang lain, siapa tahu ITN Malang mau membuatkan maket, masterplan, atau desain perencanaan. Karena, di sisi lain perguruan tinggi juga butuh wahana untuk mempraktikkan ilmunya,” pungkas dia. (ata)