
itnmalangnews.id – Alkisah, di suatu hutan terdapat tiga pohon yang tumbuh berdekatan. Mereka gemar bercakap-cakap tentang impian mereka ketika kelak tinggi dan besar. Biasanya setelah pohon mulai besar, para penebang akan datang pada pohon yang dirasa sudah layak tebang.
“Aku ingin menjadi perabotan raja,” kata pohon pertama.
Pohon kedua ikut menyampaikan cita-citanya, “Aku ingin menjadi kapal pesiar yang dinaiki oleh orang-orang yang harum dan bersuka cita.”
Begitu pula pohon ketiga. “Aku ingin menjadi masterpiece pemahat yang dikagumi,” katanya.
Suatu hari, penebang datang. Namun, realita tidak seindah mimpi tiga pohon tersebut. Kayu dari pohon pertama dibuat menjadi peternakan. Kayu dari pohon kedua menjadi perahu nelayan yang amis bau ikan. Kayu dari pohon ketiga teronggok di jalan karena belum menemukan pembeli. Kayu dari tiga pohon tersebut hidup dalam keluh, dan rasa tidak senang.
Baca juga: Damai dan Suka Cita Natal, Mahasiswa Kristen ITN Malang Rayakan Natal Bersama
Baca juga: Kelahiran Yesus Solusi dalam Kehidupan
Ketika Allah menjelma menjadi manusia, Yesus memilih lahir di kandang domba, di peternakan yang dibangun dari kayu pohon pertama. Ketika Yesus berusia 30 tahun, Ia jumpa Simon, Petrus, dkk dan meminjam perahu. Di perahu yang sama ia mengajak orang-orang pada kebaikan, bahkan di Alkitab tercatat ia menenangkan badai di atas perahu tersebut. Perahu ini berasal dari kayu pohon kedua. Ketika Yesus diadili, tentara Roma asal saja mengambil kayu dari pohon ketiga yang teronggok di jalan. Di atas kayu itu, Yesus disalib menebus dosa-dosa manusia. Ketiga pohon tersebut menyesali keluhan mereka selama ini.
“Dari kisah ini, kita belajar bahwa ada tugas masing-masing yang kita emban. Mari terima diri kita dan bersuka cita dalam rencana-Nya,” Pdt. Dr. Gideon Liang Soegiarto menyimpulkan di akhir kisah yang ia ceriterakan. Kisah ini disampaikan dalam perayaan Natal Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, di kampus I, Selasa (08/01). (ata)