itnmalangnews.id – Interaksi antara Kabupaten Mojokerto dan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sudah bermula sejak 2017. Akan tetapi pada saat itu masih belum ada keterikatan lembaga, sehingga pada Rabu, (29/2019) dilangsungkan pertemuan dan kesepakatan kerja sama. Bertempat di kampus 1 ITN Malang, kedua belah pihak juga mendiskusikan rencana pendampingan Pemkab.
Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT (kiri) bertukar pikiran dengan Drs. Hariyono, M.Si., Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokert. (Foto: Yanuar/humas)
“Perkembangan masyarakat lebih cepat dari kami Pemkab. Kami perlu kerja sama dengan Perguruan Tinggi dalam menghadapi dinamika perkembangan masyarakat,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto, Drs. Hariyono, M.Si.
Bagian dari dinamika tersebut adalah penggelontoran dana desa minimal 1 milyar tiap desa dan tren wisata. Keberhasilan sejumlah desa di tanah air memotivasi mereka untuk melakukan hal serupa. Sudah ada 2 kecamatan yang memroses tetapi perlu pendampingan tenaga ahli. Belum lagi perkembangan industri yang berpotensi mengancam pertanian.
Di sini peran ITN Malang dibutuhkan. Pemkab Mojokerto akan merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang dilanjutkan dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Mereka meminta ITN Malang untuk memberikan rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Perubahan yang akan terjadi sudah pasti mengubah ruang, untuk menuju ke arah sana juga harus memperhatikan pola ruang dan faktor-faktor lain seperti geostrategis serta sosial.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas SDM dan Potensi Daerah, ITN Malang Jalin MoU dengan Pemkab Sumbawa
Baca juga: ITN Malang Sulap Bakalan Krajan Benar-benar Menjadi Bakalan Kreatif
Menyambung pernyataan Hariyono, Moch. Yusuf Ma’arif, S.Pt, Mpp, M.Eng, Kasubbid Keciptakaryaan dan Kewilayahan dan Penataan Ruang Bappeda Kabupaten Mojokerto meminta pendampingan tidak berhenti di memberi usulan. “Setelah itu, ada tahap validasi KLHS ke Dinas Lingkungan Hidup Jawa Timur. Kami tetap butuh pendampingan ITN Malang agar dapat mempertahankan argument teknis,” tutup Yusuf. (ata)