
itnmalangnews.id – Sebelum memulai pembangunan pura, lahan harus dibersihkan dari gangguan-gangguan yang terlihat dan tidak terlihat sesuai kepercayaan yang dianut. Begitu pula dengan tempat ibadah. Lahan yang bersih merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi, seperti halnya Pura Astawiyanaka. Lahan pura yang sebelumnya hendak dinamai Pura Jagad Karana ini dibersihkan bertepatan dengan hari bulan purnama, Selasa (19/02).
Pura akan dibangun di samping kapel kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Namun, pembangunan bagian suci pura dikerjakan di Bali yang notabene sudah memahami pakem pembangunan pura. Sekarang pembangunan bagian suci tersebut sudah sekitar 90% sebelum siap diangkut ke Malang. Direncanakan pada April bagian tersebut sudah mulai ditancapkan, sedangkan untuk keseluruhan penyelesaian pura diperkirakan pada akhir April.
Pembersihan dipimpin oleh pemangku agama. Usai tahap pembersihan tersebut, lahan digunakan untuk sembahyang. Sebagai bagian dari rangkaian pembangunan pura, telapak kaki pemimpin ITN diukur di atas papan. Dalam hal ini adalah Dr.Ir. Lalu Mulyadi, MT., selaku rektor dan Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT., selaku Ketua P2PUTN.
Baca juga: Upacara Ngeruwak Karang dan Nyikut Karang Awali Prosesi Pembangunan Pura
Baca juga: Rektor ITN Malang Bersyukur Pura ITN Malang Siap Dibangun
Hari ini pura juga mendapatkan pemangku gede. “Sesuai kepercayaan kami, jika ada tokoh yang memenuhi pola hidup pemangku gede hadir ke pembersihan tanpa diundang, maka ia diangkat menjadi pemangku gede. Ke depannya, pihak eksternal tidak bisa masuk tanpa izin beliau, tapi tidak berarti pura tertutup untuk orang luar. Sesekali mereka bisa hadir dan memberi contoh. Hari ini ada alumni ITN Malang tahun 1981 yang memenuhi kriteria tersebut,” tukas Ir. Ida Bagus Suardika, MM., ketua pembangunan pura. (ata)