itnmalangnews.id – Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang masuk finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Semarak Bidikmisi Prestatif (SBMP) Kamadiksi Undip 2020. SBMPT merupakan event tahuan yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Bidikmisi (Kamadiksi) Universitas Diponegoro untuk mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Tim Sukses Pemuda ITN Malang presentasi pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Semarak Bidikmisi Prestatif (SBMP) Kamadiksi Undip 2020, Sabtu, (14/11/2020). (Foto: Tangkapan layar Google Meet SBMP Kamadiksi Undip)
Baca juga: www.itn.ac.id
Adalah mahasiswa Teknik Kimia Adrian Muhammad Zuhdi, Dimas Maulidi, dan Jim Mualimin berhasil masuk 7 besar finalis LKTI. Sedangkan yang lolos full paper seluruh Indonesia hanya 13 tim. Tim ‘Sukses Pemuda’ Kampus Biru ini harus bersaing dengan 6 tim dari universitas lain, yakni Universitas Udayana, UNEJ, UGM, ITS ,UNS dan Universitas Sriwijaya. Presentasi hasil karya dilakukan secara daring pada Sabtu, 14 November 2020 yang lalu.
“Event ini memang khusus untuk mahasiswa Bidikmisi. Paling tidak ketua timnya harus mahasiswa Bidikmisi,” kata Adrian Ketua Tim Sukses Pemuda saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp, Senin (16/11/2020).
Adrian bukan kali pertama lolos sebagai finalis LKTI. Sebelumnya pada bulan Agustus 2020 kemarin, ia bersama tim juga lolos LKTI Nasional di Universitas Malang (UM). Pada saat itu anggotanya sedikit berbeda, yakni Adrian Muhammad Zuhdi, Jim Mualimin, dan Feri Darmawan Sabastian Sinaga.
“Lolos sebagai finalis 10 besar LKTI Nasional di UM inilah yang mendorong saya dan teman-teman untuk ikut LKTI Bidikmisi di Undip. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa ITN juga bisa berkontribusi dalam kancah karya ilmiah Indonesia,” sambung Adrian.
Di SBMP Kamadiksi Undip Tim Sukses Pemuda mengusung judul “BLOPER: Optimalisasi Limbah Industri Gula Ampas Tebu Blotong Menjadi Kertas dalam Upaya Pelestarian Hutan Indonesia”. Tercetus dari keresahan mereka atas permasalahan limbah dan hutan di Indonesia. Permasalahan tersebut terangkum dalam tiga highlight. Yakni, pertama optimalisasi limbah, kedua mengkonversinya menjadi kertas, dan ketiga deforestasi (hilangnya hutan akibat kegiatan manusia).
“Kertas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terus meningkat serta deforestasi di Indonesia. Dimana luas hutan lambat laun semakin berkurang karena eksploitasi berlebihan,” jelas mahasiswa semester 7 ini.
Tim Kampus Biru berharap, program ini menjadi suatu wacana untuk pendirian industri strategis produsen kertas dengan alternatif bahan baku limbah ampas tebu. Sehingga, dapat mengurangi ketergantungan bahan baku dan populasi hutan tetap terjaga.
“Poin pentingnya, jika program ini direalisasikan maka dapat menggantikan kebutuhan kayu untuk pembuatan kertas. Sehingga sebanyak 370 ribu ton kayu perhari dapat terselamatkan,” tandas Adrian. (mer/Humas ITN Malang)