itnmalangnews.id – Pembangunan tempat ibadah untuk lima umat beragama menjadi bagian dari komitmen Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk menjaga keberagaman. Masjid sudah sejak lama bisa digunakan. Kapel sedang dalam proses pembangunan. Tempat ibadah ketiga yang juga sedang dibangun adalah Pura Jagad Karana.
Pura dirancang sejak Maret 2018, tapi pengerjaan tempat suci utama dilakukan di Bali karena perajin batu di Bali sudah memahami pakem pembangunan pura. Ketika ditemui itnmalangnews.id, Jumat (25/01), Dr.Eng.Ir. I Made Wartana, MT., selaku Wakil Rektor III menjelaskan desain bangunan pura. “Ada dua mandala, utama mandala yang paling suci dan madya mandala untuk persiapan sembahyang. Di utama mandala ada Padmasari yang paling tinggi, sekitar tujuh meter. Di samping kanan dan kiri ada Pangrura dan Taksu. Tapi kami baru membuat dua patung dulu. Sekarang progress tempat suci utama sudah mencapai 80%. Untuk bahan baku kami menggunakan batu tebas yang berasal dari lelehan lahar Gunung Agung,” kata Made seraya menunjukkan desain utama mandala.
Baca juga: Tahun Istimewa, ITN Malang Rayakan Dharma Santi dan Bangun Pura
Baca juga: Menuju Setengah Abad, ITN Malang Gelar Lomba Desain Batik Motif Candi Malangan
Tempat suci utama akan diangkut ke kampus 2 ITN Malang untuk dipasang serta dilengkapi bangunan pendukung. Luas area total untuk pura sekitar 700 m2. Tempat suci utama terletak lebih tinggi dibanding bangunan lainnya kira-kira empat meter. Karena pengurukan tanah butuh waktu dan biaya yang cukup besar, ITN Malang menyiasatinya dengan menggunakan desain Strouss. Pura akan dibangun menghadap ke timur yang merupakan arah terbitnya matahari.
“Dalam waktu dekat tempat suci utama sudah bisa diangkut ke Malang. Kami berusaha mencari hari baik di mana sedang fase bulan mati untuk peletakan batu pertama dan penanaman pancadatu. Karena ada alih fungsi dari tanah biasa menjadi tempat suci, harus diadakan upacara ngeruwak,” jelas Made. (ata)