
itnmalangnews.id – Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengadakan ritual upacara melaspas Pura Astawinayaka di Kampus 2, Senin (28/10). Melespas adalah tahapan ketiga dari lima tahap. Urutan tahap adalah nyukat, mulang dasar, melaspas, maresik, dan ngenteg linggih. Ketika pura sudah sampai tahap penyucian atau melaspas, pura sudah bisa dipakai beribadah.
Ritual upacara melaspas Pura Astawiyanaka. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
Ida Ayu Wahyuni, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Malang mengatakan jika pura benar-benar sudah suci sehingga bisa dipakai beribadah. Kesucian pura dapat dilihat melalui satelit. “Saya lihat di satelit ada titik sinar yang menandakan itu tempat suci. Sinar paling jelas tampak di padmasana,” ucapnya, di mana padmasana menggambarkan kedudukan Sang Hyang Widhi sekaligus pusat konsentrasi.
Menghidupkan pura adalah tantangan baru setelah pura berhasil dibangun. Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT berpesan agar Pura Astawiyanaka difungsikan semaksimal mungkin. “Membangun memang berat, namun jauh lebih berat membuat pura hidup. Saya harap setelah ini ibadah bisa berjalan sembari fisik pura terus disempurnakan. Jangan lupa menjalin hubungan dengan umat Hindu sekitar (warga sekitar kampus),” ujar Kustamar.
Ia juga berharap adanya sinkronisasi kegiatan dengan tempat ibadah lain. Hal tersebut seiring dengan dijalankannya Forum Pelangi Nasional yang memiliki tiga program; kerukunan beragama, budaya nusantara, dan cinta alam serta NKRI. “Kami ingin meluluskan alumni yang berkarakter dan membangun brand model tingkat nasional tentang pembangunan karakter. Hal baik yang dilakukan ITN dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain,” lanjutnya.
Ketua Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana, turut hadir pada upacara melaspas Pura Astawiyanaka. “Astungkara, saya bangga menyaksikan pembangunan pura. Apresiasi saya dobel menyaksikan kecintaan ITN Malang pada Pancasila. Kampus ini memberi kesempatan bagi keberagaman. Kita harus ingat bahwa Indonesia dibangun dan diperjuangkan oleh semua komponen bangsa,” katanya.
Mahasiswa Hindu ITN Malang senang sebab Pura Astawinayaka sudah bisa dipakai. Mereka juga turut mengikuti ritual melaspas pura pada Senin pagi sebelum peresmian kecil. “Senang sekali pura sudah boleh digunakan. Selama ini saya beribadah di berbagai tempat seperti Singosari, Buring, dan Gadang. Kalau Pura Astawinayaka ada kegiatan, kami bisa datang berpartisipasi,” komentar Made Danindra, mahasiswa Teknik Industri. (ata)