
Sudiro, ST, MT, (baju kuning) bersama mahasiswa Teknik Lingkungan S-1 ITN Malang melakukan identifikasi jenis sampah di TPA Paras, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Sampah, siapa takut! Begitulah semangat mahasiswa Teknik Lingkungan S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) dalam menghadapi sampah. Ketika jarang orang peduli akan pengelolaan sampah, sekelompok mahasiswa Teknik Lingkungan Kampus Biru malah asik memilah sampah sesuai klasifikasinya. Ini terlihat di TPA Paras, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Baca juga: www.itn.ac.id
Kegiatan pengelolaan sampah ini dimulai dari mengumpulkan sampah dari timbulan sampah, mengidentifikasi, dan menghitung timbulan sampah untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Malang. Padahal kalau dipilah, mulai dari hulu hingga hilir akan didapati sampah yang masih bisa diolah dan bernilai ekonomis.
Ada empat objek TPA yang menjadi sasaran mahasiswa Kampus Biru. Setelah diawali dari TPA Paras di Kecamatan Tumpang, ke 20 mahasiswa semester 5 ini akan berlanjut ke TPA Talangagung di Kecamatan Kepanjen, TPA Kecamatan Pakis, dan TPA Kecamatan Wagir.
Sudiro, ST, MT, dosen pendamping menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan sebuah proses pembelajaran di lapangan terkait ilmu pengelolaan persampahan. Dari hasil identifikasi jenis sampah, nanti dapat diproses sebagai bahan untuk strategi pengelolaan lanjut.
“Dari kegiatan identifikasi sampah, mahasiswa akan mendapat ilmu baru yang mereka dapatkan secara langsung. Seperti, mahasiswa mengetahui macam-macam sumber sampah, mampu mensosialisasikan soal persampahan, mampu menentukan titik sampah, mampu mengidentifikasi, menghitung, menganalisis timbulan dan jenis sampah,” jelas Sudiro saat ditemui di kampus 1 ITN Malang, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Mahasiswa Teknik Lingkungan dan Teknik Kimia Berbagi Pengalaman Magang Kedaireka
Keterlibatan mahasiswa ini juga merupakan upaya Prodi Teknik Lingkungan S-1 ITN Malang dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Khususnya bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kapita Selekta.
“Sebagai bagian dari MBKM mereka langsung praktek ke lapangan. Ini memang kami masukkan MBKM, dan bisa dikonversikan ke mata kuliah Kapita Selekta. Embrionya MBKM di situ. Untuk mengambil keilmuan-keilmuan di teknik lingkungan baik secara praktikum maupun secara kelas,” imbuh Sudiro.
Untuk kegiatan identifikasi, per kecamatan akan diberi waktu 18 hari yang dimulai dari TPA Paras, Tumpang. Sebelum terjun kelapangan, prodi melakukan sosialisasi ke mahasiswa dengan bekal teori yang cukup. “Mahasiswa secara langsung mendapat keilmuan terapan. Dan, nanti harapannya mereka bisa mengembangkan strategi pengelolaan sampah yang baik di tempat lain. Tidak hanya di Kabupaten Malang,” tandas Sudiro yang juga Kepala Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) ITN Malang.
Sementara itu Diva Tri Fena koordinator kegiatan mengatakan, identifikasi sampah di TPA Paras, Tumpang sudah dimulai sejak 24 November sampai 11 Desember 2021 yang lalu. Dan saat ini mahasiswa Teknik Lingkungan sedang mengarap TPA Talangagung, Kecamatan Kepanjen. Mereka secara bergotong royong mengambil sampah ke setiap lokasi sumber timbulan sampah. Seperti sekolah, masjid, kantor pemerintahan, rumah sakit dan puskesmas, warung, pasar, terminal, tempat wisata, dan lain-lain.
Setelah sampah diambil, sampah di bawa ke TPA untuk ditimbang satu per satu dan diukur tingginya untuk mendapatkan volume. Kemudian dipilah berdasarkan jenis klasifikasinya, lalu ditimbang dan diukur tingginya kembali per klasifikasi untuk mengetahui volume dari hasil pemilahan. Setelah mendapat data berat dan volume sampah, maka sampah yang bernilai ekonomis disendirikan, sedangkan yang tidak bisa diolah dibuang ke TPA.
“Untuk TPA Paras kan sudah selesai. Maka, saat ini kami gantian pemilahan sampah di TPA Talangagung, Kepanjen mulai Jumat, 16 – 24 Desember yang akan datang. Tapi sebelumnya kami sudah mengadakan sosialisasi ke setiap sektor (sumber timbulan sampah),” kata Diva saat dihubungi lewat Whatsapp, Kamis (16/12/2021).
Menurut Diva, dengan mengikuti kegiatan ini mereka dapat belajar mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah dari sumber timbulan ke TPA, pengelolaan sampah pada TPST, dan dapat mengklasifikasikan sampah secara langsung. Mahasiswa juga belajar terkait pentingnya sosialisasi kegiatan kepada masyarakat, birokrasi dengan instansi terkait, serta belajar dalam manajemen waktu dan kerjasama dalam tim.
“Pengalaman ini dapat menambah wawasan kami sebagai mahasiswa teknik lingkungan dalam mengolah dan memilah sampah. Juga, menjadi salah satu pengalaman untuk kegiatan selanjutnya. Dan, yang terpenting untuk bekal ketika kami kelak masuk ke dunia kerja. Kami berharap kedepannya kegiatan seperti ini akan terus ada,” tutupnya Diva. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang