
itnmalangnews.id – Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memiliki program kerja pengabdian masyarakat. Atas rekomendasi dari Dr.Ir. Dhayal Gustopo Setiadjit, MT,IPM, semester ini mereka pun melatih ibu-ibu RW 02 Sawojajar untuk membuat sabun cuci piring. Kegiatan dilaksanakan di rumah Ketua RW 02 pada hari Jumat, (13/9). Peserta pelatihan sekitar 14 orang perwakilan tiap RT dari RW 02.
Ibu-ibu RW 2 siap praktek membuat sabun cuci piring. (Foto: Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) for itnmalangnews.id)
Baca juga: www.itn.ac.id
Farhan Dika Akbar, mahasiswa Teknik Industri S-1, membeberkan jika tujuan pengadaan pelatihan adalah agar para ibu rumah tangga memiliki keahlian lebih. Keahlian ini dapat digunakan untuk menambah penghasilan keluarga. Mengenai proses pembuatannya, digunakan standar umum yang sudah beredar di internet.
“Tujuan kami biar ibu-ibu punya keahlian lebih, produknya bisa juga untuk dijual. Cara pembuatan sudah banyak di internet. Bahannya bisa bebas dibeli di toko. Kami cuma melatih proses pembuatannya,” kata Farhan ketika ditemui di Kampus 2, Jumat (20/09).
Farhan pun menuturkan bahwa respons yang diterima positif. Pelatihan dapat menjawab alasan kegagalan praktik mandiri yang pernah dilakukan. “Tanggapannya bagus, ibu-ibu pengen pelatihan lagi. Beberapa ada yang pernah mencoba membuat sabun tapi gagal. Ada yang tidak jadi, bisa jadi pengadukannya tidak searah sehingga mengkristal. Ada yang gatal di tangan, makanya harus pakai air matang,” jelas Farhan.
Sabun cuci piring dapat dikreasikan dengan bahan alami. Produk yang beredar luas sudah menerapkannya. “Sabunnya bisa ditambah bahan alami kok, contohnya pandan, jeruk nipis, perasan bunga telang, dan bahan pewarna atau aromatik lain. Saya pernah coba juga waktu SMA, meski eksperimennya pada sabun mandi,” lanjut mahasiswa asal Situbondo ini.
Selain diterapkan untuk pengabdian masyarakat seperti di Sawojajar, Teknik Industri juga mengaplikasikan ilmunya dalam bidang usaha. Pada acara Industrial Engineering Entrepreneurship, mahasiswa Teknik Industri diajak membuat sampai memasarkan produk. Untuk produk makanan telah dijual ke luar kampus. Ke depannya, untuk produk non makanan Teknik Industri berencana membuat standar dan mengurus perizinan keamanan produk. (ata)