itnmalangnews.id – Salah satu kendala yang dialami oleh para petani padi adalah maraknya serangan burung. Untuk mengantisipasi ini mereka kadang rela seharian berada di sawah untuk menggerakan benda-benda yang dapat mengusir burung. Sehingga ada banyak waktu dan tenaga petani yang terbuang.
Melihat kendala ini, tiga mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Romadhoni Muhammad, Agung Laksono Andi, dan Cornelius Morenzo Wadan T, berinisiatif menciptakan alat pengusir burung. Cara kerja dari alat ini adalah menggantikan petani menggerakkan benda-benda pegusir burung di sawah. Sehingga mereka dapat memaksimalkan waktunya untuk melakukan hal yang lain. “Kami hanya ingin membantu petani awalnya, karena mereka selalu berhadapan dengan burung saat padinya siap panen,” kata Dhoni, sapaan akrab Romadhoni Muhammad, saat ditemui di kampus II, Senin (31/7).
Uniknya, alat berukuran 100 x 60 sentimeter tersebut cukup dikendalikan dengan SMS (Short Message Servive). Jadi petani yang ingin mengoperasikan alat ini karena burung pipit sudah menyerbu, maka cukup ketik “on” di handpohone-nya lalu dikirim ke nomer alat tersebut. Maka seketika alat akan bergerak mengusir burung. “Setelah kirim SMS, nanti alat akan mengirim sms notifikasi balasan ke pemilik bahwa alat sudah hidup. Dan bila ingin mematikan cukup ketik “off” kirim ke nomer alatnya. Maka akan mati dengan sendirinya,” terang pemuda asal Nganjuk itu.
Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Ciptakan Smarthome, Cara Efektif Melindungi Rumah
Dengan menghidupkan model SMS ini, maka petani dapat menghalau serangan burung meskipun ada di tempat yang jauh dari alat. Intinya, sejauh ada signal untuk SMS pada alat tersebut maka sejauh itu pula petani dapat mengusir burung.
Kerennya lagi, petani tidak perlu risau dengan biaya listrik untuk menghidupkan alat seberat 25 kilogram itu. Karena di atas alat sudah ada cell surya yang mengisi aki yang digunakan untuk menggerakkan motor di dalamnya. Jadi selama matahari bersinar, selama itu pula alat yang diberinama PANTAS (Pengusir Hama Burung Pipit Via SMS di Sawah Berbasis Arduino Dari Sumber Cell Surya) tersebut melakukan tugasnya mengusir burung. “Jadi jika seharian ada panas, maka seharian alat ini dapat bekerja,” kata Dhoni.
Gallery terkait: Pendaki UiTM Malaysia: Gunung Panderman dan Butak Cantik Sekali
Adapun ke depannya, mahasiswa semester lima tersebut berencana mematenkan temuannya. Lalu setelah itu mengembangkan pada penggunaan sensor. Dimana nantinya alat itu akan bergerak otomatis ketika ada banyak burung yang datang. Setelah tidak ada burung, maka akan berhenti. “Nah kami sedang merencanakan pengembangan ke sensornya,” tuturnya. (her)
apakah ini pengalaman pribadi?
sunggu inovatif dan kreatid sekali mahasiswa tersebut bisa bikin alat itu, beda dengan biasanya yang hanya menggunakan pengusir sederhana.