Ir Maranatha Wijayaningtyas, ST MMT PhD IPU, dosen pengampu Modul Nusantara ITN Malang mengecek masakan nusantara dari salah satu kelompok, Sabtu (11/12/2021). (Foto: Yanuar/humas)
itnmalangnews.id – Bentuk kebinekaan bangsa Indonesia, tidak hanya terlihat dari adat istiadatnya saja. Namun juga keragaman bahasa dan makanan khas yang dimiliki tiap daerah. Beragamnya masakan khas daerah ini menginspirasi Modul Nusantara Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk menggelar festival kuliner di Kampus I ITN Malang, Sabtu (11/12/2021).
Baca juga: www.itn.ac.id
Dengan festival kuliner diharapkan mahasiswa inbound yang berasal dari berbagai daerah ini bisa mengenal masakan khas daerah lain, serta menumbuhkan rasa saling memiliki. “Mahasiswa bisa saling mengerti keragaman nusantara. Setelah sebelumnya mereka mengenal bahasa daerah temannya, saatnya kami memfasilitasi agar mereka juga saling mengenal kuliner khas daerah lain yang perlu dilestarikan. Selain mereka juga harus mengenal kuliner yang ada di Malang,” ujar Ir Maranatha Wijayaningtyas, ST MMT PhD IPU, dosen pengampu Modul Nusantara saat ditemui di lokasi kegiatan.
Ke 24 mahasiswa dari berbagai daerah ini kemudian dibagi menjadi empat kelompok. Mereka diberi keluasaan untuk memilih teman satu kelompok, serta menentukan masakan daerah mana yang akan dibuat. Mahasiswa inbound diharuskan membuat dua masakan. Satu masakan yang terdiri dari lauk utama, dan satu masakan pendamping berupa minuman atau kue tradisional.
Baca juga: Mahasiswa Inbound ITN Malang Ikuti Rakortek Bappeda Kota Malang dan Kunjungi UMKM Keripik Buah
“Untuk lauk utama bisa dari ayam atau ikan. Sedangkan dessert (makanan penutup/pendamping) bisa minuman atau kue khas daerah, bukan hasil beli. Kami memberi budget 150 ribu rupiah untuk mereka berbelanja ke pasar. Rujukan pasar yang kami berikan adalah Pasar Oro-Oro Dowo, Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, dan Pasar Besar Kota Malang, agar mereka punya pilihan,” sambung Maranatha.
Uniknya menurut Maranatha, ada mahasiswa dari Palembang membawa cuko (kuah saus pempek) dan kerupuk khas Palembang dari daerah asalnya. Mahasiswa juga ada yang sama sekali belum pernah membuat masakan sendiri, namun dengan adanya festival kuliner akhirnya mereka berusaha belajar, membeli bahan, dan memasak sendiri. Karena sebelumnya, kegiatan ini sudah ditawarkan kepada mahasiswa inbound sebelum mereka datang ke Malang. Sementara, untuk perlengkapan/alat memasak telah disediakan oleh tim Modul Nusantara.
“Harapannya, kuliner khas daerah selalu dijaga, dilestarikan, dan dikenalkan ke generasi selanjutnya. Upaya pengenalan ini juga bisa menjadi peluang usaha. Mereka yang sebelumnya tidak tahu atau tidak tertarik bisa menjadi tertarik dengan makanan khas daerah. Faham budget yang harus dikeluarkan untuk memasaknya. Talenta mereka terhadap masakan daerah lain juga dikembangkan. Tiap daerah memiliki keunikan sendiri-sendiri, semua masakan sama-sama istimewa,” jelas Sekretaris Program Pascasarjana ITN Malang ini.
Baca juga: ITN Malang Terima Mahasiswa Inbound dari Berbagai Daerah
Ade Prianggi salah satu mahasiswa inbound asal Aceh antusias menyambut festival kuliner yang diadakan ITN Malang. Ade bersama lima temannya dari Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat membuat dua menu. Yakni, panggang pacak, dan sambal tuktuk yang merupakan makanan khas dari Sumatera Utara, serta minuman es timun campur dengan sirup melon.
“Panggang pacaknya kami buat dari ikan nila yang dipanggang dengan lapisan daun pisang agar harum. Untuk bumbunya memakai rempah kunyit untuk menghilangkan bau amis, sekaligus memberi warna kuning yang bagus. Kemudian dipanggang seperti umumnya memanggang ikan. Tapi yang membedakannya itu, kemarin dari pelengkap tomat dan cabainya,” jelas Ade.
Mahasiswa Universitas Malikussaleh ini merasa gembira Modul Nusantara memasukkan materi masakan khas daerah. Pasalnya mahasiswa inbound berasal tidak hanya satu provinsi, melainkan beda provinsi yang tentu saja makanan khas daerahnya juga berbeda. Sehingga mereka bisa saling mengenal, tidak hanya nama masakan, namun juga bisa mencicipi dan mengetahui macam ragam makanan dan minuman khas dari setiap daerah.
“Ya, harapan dari festival hari ini kita sebagai mahasiswa atau generasi muda tetap terus melestarikan apa yang ada di daerah kita masing-masing salah satunya di bidang kuliner. Kalau saya sendiri tertarik, karena ini sebagai salah satu daya tarik juga untuk memulai berbisnis dan berwirausaha. Sebagai mahasiswa kami memulai bisnis itu hal yang luar biasa,” katanya. (me/Humas ITN Malang)