itnmalangnews.id – Penggunaan software dalam dunia Teknik Sipil salah satunya untuk membuat gambar teknik. Bahkan, ada penempatan tersendiri di lapangan yakni sebagai drafter. Kemampuan tersebut sudah diajarkan mulai taraf SMK, namun dengan jenis aplikasi dan level gambar berbeda. Umumnya, siswa baru diajari menggunakan Autocad.
Ecive ITN Malang: Lomba Gambar Teknik (LGT). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali mengadakan Lomba Gambar Teknik (LGT) dalam rangkaian Education of Civil Engineering (Ecive). Ketua Pelaksana, Wahyu Bangkit Pangestuaji, menuturkan para peserta harus menggambar rumah dua lantai.
“Gambarnya pakai Autocad 2010. Kami pilih rumah dua lantai karena kalau bangunan tinggi akan kesulitan, sebab waktu pengerjaan hanya 7 jam,” ucapnya, Selasa (21/01/2020).
Mahasiswa angkatan 2017 ini melanjutkan bahwa ada sejumlah gambar yang harus dipenuhi. Ukuran lahan 15 x 15 meter persegi dengan denah yang harus memuat ruang tamu, teras, kamar tidur utama, dua kamar tidur lain, kamar mandi, dapur, gudang, dan ruang terbuka hijau. Denah harus digambar dengan beberapa perspektif yaitu tampak depan, belakang, kiri, kanan, potongan melintang, memanjang, denah detail, dan lain sebagainya. “Nanti yang dinilai kelengkapan, kreativitas, dan ketelitian seperti tebal tipis garis. Pembuatan gambar teknik ini juga harus diwarnai,” terang Bangkit.
Peserta LGT datang dari berbagai kota, salah satunya Bali. SMK 3 Singaraja mengirim dua perwakilan jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) yaitu Kadek Yogi Sutrisna Aditya dan Ni Made Febry Sukareni. Mereka ikut lomba atas rekomendasi guru. Yogi meraih juara 2 dan Febry juara 3, sedangkan juara 1 adalah Alfico Bagus Pramudya asal SMAN 6 Malang.
Baca juga: Ajak Kembangkan Kreatifitas Pelajar SMK, ITN Malang Gelar Lomba Gambar Teknik
Baca juga: OPTIMUS-ARM ITN Malang Bantu Peneliti Hasilkan Gambar Detail
Yogi merasa hal terpenting dalam LGT adalah menggambar dengan menyesuaikan waktu. Menurut dia, terlalu buru-buru atau berhati-hati kurang baik. “Sebetulnya tidak ada masalah sih dengan denahnya, tapi memang harus bisa menyesuaikan waktu. Tadi sistem Autocad sempat error jadinya lambat, hanya saja saya optimis tetap bisa selesai tepat waktu,” ungkap Yogi.
Sementara itu, Febry menyoroti software yang digunakan. Ia menyarankan ada Technical Meeting di LGT mendatang. “Saran saya meski tempat lombanya jauh, Technical Meeting tetap perlu. Biar kami coba software-nya karena antar versi ada perbedaan. Saya lihat tadi ada peserta sempat bingung karena tidak bersiap dengan versi yang tersedia,” saran siswi DPIB ini. (ata)