ITN Malang berkunjung ke Desa Tumpakrejo. Ki-ka: Warga Desa Tumpakrejo, Kepala Desa Tumpakrejo Miselan, Dekan FTSP ITN Malang Dr Ir Hery Setyobudiarso M.Sc, dan Sudiro, ST MT. (Foto: Yanuar/humas)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali meraih Matching Fund Kedaireka 2021 kali ketiga. Kali ini menggandeng mitra Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Potensi Desa Tumpakrejo yang kaya akan sumberdaya alam dan pariwisata belum diolah dengan maksimal. Hal inilah yang diangkat oleh ITN Malang, sehingga lolos pendanaan Matching Fund (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: www.itn.ac.id
Ketua kegiatan Dr Agung Witjaksono, ST MT, saat dihubungi lewat sambungan whatsapp menyatakan, Program Matching Fund Kedaireka dirancang untuk meningkatkan kemanfaatan dan relevansi sekaligus menyelaraskan pengembangan ilmu dan teknologi yang dimiliki ITN Malang. Agar selaras dengan pemenuhan kebutuhan, atau pemecahan permasalahan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan masyarakat.
Tim ITN Malang mengusulkan lewat Matching Fund dengan judul Peningkatan Ekonomi dan Sumber Daya Masyarakat dengan Pendekatan Smart Ecology Desa Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, dengan dana setengah dari pihak mitra bisa dalam bentuk in-kind (swadaya masyarakat dalam bentuk material maupun tenaga, atau gotong royong).
“Potensi dan permasalahan yang ada di mitra (Desa Tumpakrejo) kami usulkan ke Matching Fund untuk peningkatan ekonomi dan sumber daya masyarakat dengan pendekatan smart ecology,” ujar Agung beberapa waktu lalu.
Rencana program, tahun pertama Matching Fund meliputi pemetaan dan pembuatan peta desa, pemetaan potensi batuan, studi kelayakan batuan, pengujian potensi batuan mineral, serta kajian dari aspek lingkungan. “Harapan kami program ini bisa berlanjut sampai dua tahun kedepan sampai tahun 2023. Sehingga dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat mitra di Desa Tumpakrejo,” lanjutnya.
Agung Witjaksono, ST MT, ketua kegiatan Matching Fund Kedaireka ITN Malang yang bermitra dengan Desa Tumpakrejo, Gedangan, Malang. (Foto: Yanuar/humas)
Kegiatan Matching Fun juga sebagai wujud nyata ITN Malang dalam upaya mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasalnya, selain tim dosen ITN Malang, nantinya kegiatan akan melibatkan circa 40 mahasiswa dari berbagai jurusan. Keterlibatan mahasiswa diharapkan bisa menjadi jembatan untuk menambah pengalaman belajar dan praktek secara langsung di lapangan.
Baca juga: Rektor ITN Malang Buka Workshop dan FGD Kedaireka di Desa Sumberejo, Kota Batu
Sedangkan tim dosen yang terlibat antara lain: Sudiro, ST MT dan Dr Ir Hery Setyobudiarso, MSc (Teknik Lingkungan S-1), Silvester Sari Sai, ST MT (Teknik Geodesi S-1), Suryo Tri Harijanto, ST MT dan Hamka, ST MT (Arsitektur S-1), Eding Iskak Imananto, ST MT dan Ir Munasih, MT (Teknik Sipil S-1), FX Ariwibisono, ST MT (Teknik Informatika S-1) dan Dr Agung Witjaksono, ST MT (PWK S-1) sebagai ketua kegiatan.
“Harapannya akan menjadi bentuk kegiatan bersama antara dosen dan mahasiswa lewat penelitian. Serta, dapat digunakan sebagai media pembelajaran di lapangan,” lanjut Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang ini.
Menurut Agung, kegiatan akan langsung melibatkan masyarakat setempat sebagai wujud transfer dan alih teknologi kepada masyarakat. Bahkan, kegiatan ini juga mendapat support dari Komunitas Alamku Hijau. Perlu diketahui bahwa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) ITN Malang dan Desa Tumpakrejo sudah menjalin MoU sejak Maret 2021 yang lalu atas inisiasi Komunitas Alamku Hijau. (me/Humas ITN Malang)