(Ki-ka: Ketua RW 7 Tlogomas, Lurah Tlogomas Andi Aisyah Muhsin, S.STP, M.Si, Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, Ketua Yayasan Tirta Rona Drs Agus Gunarto EP MM, dan Ketua Tim Kedaireka ITN Malang Dr. Evy Hendriarianti, ST.MMT. (Foto: Yanuar/Humas)
itnmalangnews.id – Perhatian Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terhadap perubahan iklim tidak main-main. Lewat program Matching Fund – Kedaireka (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta) 2021, Kampus Biru melakukan pengabdian masyarakat dengan dana hibah 483 juta rupiah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca juga: www.itn.ac.id
Tim Kedaireka ITN Malang melakukan pengembangan program kampung iklim di RW 7 Tirta Rona, Tlogomas, Kota Malang sebagai upaya peningkatan kinerja adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Rektor ITN Malang Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, menyatakan, sangat mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai realisasi tri dharma perguruan. Rektor juga meminta tim untuk bekerja secara profesional. Karena bisa jadi kementerian akan memonitoring secara langsung ke lokasi.
“Dalam pelaksanaan program nanti ada pelatihan-pelatihan, sehingga warga di sini bisa inovasi. Jangan sampai saat monitoring dan evaluasi, implementasi kegiatan tidak sama dengan proposal,” harap rektor saat ditemui usai membuka kegiatan sosialisasi Kedaireka di Balai RT 3 RW 7 Tlogomas, Minggu (12/9/2021).
Baca juga: ITN Malang Kolaborasi dengan Tirta Rona Resmikan Wisata Peduli Perubahan Iklim
Menurut rektor yang akrab disapa Prof Lomi ini, Kedaireka pengembangan kampung iklim digawangi oleh dosen-dosen dari Teknik Lingkungan, Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Kimia, Teknik Informatika, dan Teknik Elektro.
“Saat membangun suatu wilayah harus ada kajian lingkungan. Tenaga ahli lingkungan ITN Malang sudah kerap diminta menjadi konsultan (lingkungan). Jadi, kedepannya ITN akan melakukan pendampingan secara konsisten dalam pemberdayaan masyarakat,” kata Prof Lomi.
Ketua Tim Kedaireka ITN Malang Dr. Evy Hendriarianti, ST.MMT, saat memberikan sosialisasi pengembangan program kampung iklim di RW 7 Tlogomas, Kota Malang, sebagai upaya peningkatan kinerja adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. (Foto: Yanuar/Humas)
Tim dosen yang terlibat yaitu Dr Evy Hendriarianti ST MMT, Dr Hardianto ST MT, Dr Ir Lies Kurniawati Wulandari MT, Ir Budi Fathoni ST MTA, Mohammad Reza ST MURP, Dra Siswi Astuti MPd, Suryo Adi Wibowo ST MT, dan Dr Eng Aryuanto Soetedjo ST MT.
Ketua Tim Kedaireka ITN Malang, Dr. Evy Hendriarianti, ST.MMT, menyebutkan, di Tirta Rona Matching Fund akan mengusung beberapa kegiatan. Yakni, pengembangan sistem monitoring online kualitas efluen IPAL (instalasi pengolahan air limbah) dengan data primer.
Menurut Evy, selama ini pantauan terhadap efluen (air hasil olahan IPAL) tidak rutin dilakukan. Pemantauan dilakukan oleh satker terkait DLHK kota Malang. Pemantauan lainnya dari kegiatan penelitian.
“Kami akan mengembangkan sistem monitoring online dgn memasang sensor sebagai alat monitoring kualitas efluen. Hasil pengukuran sensor akan divalidasi dengan hasil uji laboratoratorium. Dengan monitoring efluen online ini kami bisa tahu kualitas air yang keluar dan dibuang ke sungai secara realtime,” jelas Evy di sela-sela sosialisasi.
Selain itu juga ada pengembangan sistem telemetri data cuaca dan kualitas udara di lingkungan IPAL. Dimana selama ini RW 7 merupakan kampung iklim. Dengan mengembangkan telemetri cuaca akan diketahui secara real-time kualitas udara di lingkungan IPAL.
Baca juga: Dosen ITN Malang Olah Black Water Layak jadi Air Irigasi
Dikatakan Evy, hasil dari pengolahan IPAL selama ini sudah memenuhi baku mutu untuk parameter organik. Namun, tetap perlu dilakukan pengembangan sistem pengolahan. “Hasil dari pengolahan IPAL sudah memenuhi standar baku mutu untuk parameter organik sehingga layak dibuang ke sungai, atau dimanfaatkan untuk budidaya ikan, dan tanaman hidroponik,” imbuhnya.
Selanjutnya, untuk mengoptimalkan pengolahan kinerja IPAL supaya lebih baik, maka dilakukan dengan filtrasi bertingkat, wetland, kolam ikan, dan hidroponik. Program Kedaireka di Tirtarona juga akan membuat biopori, dan pengembangan pertanian hidroponik berbasis masyarakat.
“Di tiap RT nanti direncanakan ada 5 lubang biopori. Kemudian mengembangkan hidroponik, nanti juga ada 2 reaktor hidroponik di setiap RT,” lanjut alumni ITS ini.
Dan yang terakhir adalah pengembangan kegiatan kewirausahaan, dengan objek pengolahan sayuran dari hasil kegiatan hidroponik. Kegiatan Kedaireka diagendakan akan berlangsung hingga Desember 2021 mendatang. “Dari sisi kewirausahaan kami mendampingi untuk mempersiapkan start up bisnisnya. Sekaligus meningkatkan pemahaman dan keterampilan pembuatan usaha,” pungkas Evy.
Lurah Tlogomas, Andi Aisyah Muhsin, S.STP, M.Si, mengapresiasi kegiatan Kedaireka ITN Malang. Menurutnya, selama yang ia ketahui, kiprah ITN Malang dalam hal pengabdian kepada masyarakat sudah cukup teruji, tidak hanya slogan.
“Kami mewakili pemerintah Kota Malang mengucapkan terimakasih. Semoga cangkang (kegiatan) yang dikemas dengan apik ini dalamnya juga sama (bagusnya). Dan, nantinya tidak hanya RW 7 saja yang mendapat pendampingan dari ITN, namun juga RW-RW yang lain,” katanya berharap kegiatan bisa berjalan lancar. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)