ITN Malang dan Masjid Muhajirin Kembali menggelar salat Idul Fitri di halaman Rektorat Kampus 1 ITN Malang, dengan Ustad H Rohman Budiono dan imam Adrian Muhammad Zuhdi mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang semester akhir, Rabu, (12/05/2021). (Foto: Yanuar/humas)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan Masjid Muhajirin tahun ini kembali menggelar salat Idulfitri 1442 H di halaman Kampus 1 ITN Malang, di Jalan bendungan Sigura-gura No 2, Rabu, (12/05/2021). Keputusan ini diambil setelah Wali Kota Malang Sutiaji memperbolehkan salat Ied secara berjemaah, karena Malang berada di zona kuning (risiko ringan penyebaran Covid-19).
Baca juga: www.itn.ac.id
Meski begitu, salat Idulfitri yang diikuti puluhan jemaah dari sivitas akademika Kampus Biru dan warga sekitar Kampus 1 ITN Malang tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. Seperti wajib memakai masker, pengecekan suhu tubuh dan memakai hand sanitizer. Sementara panitia bulan Ramadan 1442 H yang terlibat dalam menyukseskan terselenggaranya salat Ied adalah panitia dari Masjid Muhajirin, mahasiswa Lembaga Dakwah Islamiyah (LDI) ITN Malang, Lembaga Pemberdayaan keluarga Muslim (LPKM) Malang dan lain-lain.
Baca juga: Suasana Salat Iduladha 1440 H di ITN Malang
“Setiap tahun untuk kepanitiaannya gabungan dari Masjid Muhajirin dan dari ITN diamanatkan ke LDI ITN Malang. Alhamdulillah tahun ini sudah bisa salat (Idulfitri) di halaman kampus. Karena tahun lalu (2020) panitia tidak bisa memfasilitasi salat Idulfitri akibat masih awal-awalnya pandemi (Covid-19),” ujar Ketua Umum LDI ITN Malang Bayu Kriswahyudi.
Sementara itu, mewakili sambutan panitia bulan Ramadan 1442 H Majid Muhajirin, Anugrah Rilo Pambudi mengatakan, selama bulan Ramadan Masjid Muhajirin telah melakukan berbagai kegiatan, diantaranya: membagikan sebanyak 200 takjil gratis perhari untuk berbuka puasa, mengadakan kajian umum selepas bakda salat subuh, kegiatan itikaf 10 hari terakhir di bulan Ramadan, dan puncaknya menggelar salat Idulfitri di halaman Kampus 1 ITN Malang. Pada salat Idulfitri kali ini sebagai khatib adalah Ustad H Rohman Budiono dan sebagai imam Adrian Muhammad Zuhdi yang juga mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang semester akhir.
Baca juga: Lembaga Dakwah Islamiyah Kampus Biru Studi Banding ke UKMI Al Huda Unmer
“Panitia juga menerima zakat fitrah dan zakat mall, dan sudah kami salurkan (kepada yang berhak) di wilayah Malang selatan, Singosari, Karangploso, serta panti asuhan terdekat (dengan ITN Malang dan Masjid Muhajirin),” kata Rilo akrab disapa. Rio juga merupakan mahasiswa Teknik Geodesi ITN Malang.
Sedangkan dalam khutbah salat Ied Ustad H Rohman Budiono menyampaikan, bahwasannya selama 30 hari penuh dalam bulan Ramadan umat Islam digembleng dengan amalan-amalan saleh. Dimana Allah memberi keistimewaan dengan dibukanya pintu surga lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat-rapat, serta setan dan iblis dibelenggu. Tujuannya hanya satu, agar umat Islam menjadi hamba yang bertakwa, bisa maksimal dalam bertobat, beribadah dalam ketaan kepada Allah. Sehingga saat dipanggil oleh Allah, akan mati dalam keadaan husnulkhatimah.
Jemaah salat Idulfitri melewati prokes pengecekan suhu tubuh dan memakai hand sanitizer sebelum memasuki tempat salat di halaman Kampus 1 ITN Malang. (Foto: Yanuar/humas
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang sudah melaksanakan ibadah dengan benar, karena keimanan selama bulan Ramadan pintu surga tetap dibuka lebar-lebar. Maka, jangan ditutup dengan amalan-amalan yang menyebabkan surga tidak mau didatangi oleh orang yang tidak mau beramal dengan amalan surga. Begitu juga pintu neraka, masih akan tertutup selama kita masih menjauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah. Setan dan iblis juga tetap terbelenggu selama kita masih bisa mengendalikan diri,” jelas Ustad Rohman.
Menurut Ustad Rohman, sesungguhnya puasa tidak hanya menahan diri dari tidak makan dan tidak minum mulai subuh sampai maghrib. Tapi lebih dari itu, puasa adalah perjuangan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa, dan yang diharamkan oleh Allah.
“Sehingga ketika yang berpuasa berbuka akan mendapatkan dua kebahagiaan. Yaitu, kebahagiaan ketika berbuka (puasa) dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Allah kelak di akhirat,” ujar guru SMA Negeri 1 Malang ini. (me/Humas ITN Malang)