
itnmalangnews.id – Belum lama ini Dikti melakukan pemetaan atas kampus-kampus Indonesia yang saat ini mendapat akreditasi B. Dalam pemetaan ini diklasifikasi antara kampus yang sangat berpotensi untuk meningkatkan akreditasinya menjadi A dan yang masih butuh proses lebih lanjut. Salah satu yang dianggap berpotensi mendapat akreditasi A adalah Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Demikian paparan Dr. Ir. Kustamar, MT, Wakil Rektor I ITN Malang saat ditemu di ruang kerjanya, Sabtu (17/6).
Atas dasar itulah Dikti kemudian mendorong kampus biru untuk segara bersiap diri dan berupaya memenuhi beberapa kekuarangan sebagai syarat kampus berakreditasi A. Menurut Kustamar, anjuran Dikti inilah yang mendorong pihaknya untuk membentuk tim khusus dalam rangka menyongsong akreditasi A. “Kita sejauh ini sudah baik perkembangannya, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipenuhi. Nah tugas dari tim khusus ini adalah melengkapi itu,” terang pria asal Blitar tersebut.
Secara umum ada dua hal yang akan diupayakan oleh tim ini, di antaranya persiapan borang dan evaluasi diri. Borang ditangani oleh Fourry Handoko dan evaluasi diri diberikan pada Prof. Abraham Lomi. Sementara beberapa anggotanya diisi oleh para dosen-dosen yang biasa memenangkan hibah penelitian. “Jadi kita pilih orang-orang yang berkualitas untuk menangani ini,” kata dia.
Selain itu, imbuh ahli air itu, semua pihak dan para lembaga di ITN Malang juga dilibatkan, mulai dari dekan, direktur pasca sarjana, LPM, LP2K, LPPM, P3KI dan para kabiro-kabiro. Dan yang tak kalah pentingnyaadalah support dari P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional).
Dalam kesempatan itu, Kustamar juga menjelaskan tujuh poin standar untuk mendapat akreditasi A. Di antaranya: 1) soal visi dan misi, 2) tata pamong, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, 3) mahasiswa dan lulusan, 4) SDM berkaitan dengan dosen dan karyawan, 5) kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, 6) pembiayaan, sarana dan prasarana, dan sistem informasi, 7) penelitian, pengabdian masyarakat dan kerjasama.
Dari sekian standar ini, menurut Kustamar yang masih memerlukan perhatian di ITN Malang adalah poin ke tiga yaitu tata pamong dan pengelolaan. Di mana sejauh ini ITN Malang telah berupaya untuk melakukan pengelolaan sebaik mungkin dengan membuat beberapa hal menjadi sistem online. “Beberapa pengelolaan kita sudah online, mulai dari LP2M, RPS, dan tunjangan kinerja pegawai. Beberapa sedang dikerjakan sistem pelaporan kinerja dosen, sistem pengelolaan data kenaikan jabatan fungsional akademis dosen,” kata dia. (her)