itnmalangnews.id – Di era Revolusi Industri 4.0, teknologi internet memudahkan kehidupan manusia dalam segala aspek. Transaksi dan aplikasi berbasis daring semakin digencarkan, bahkan disinyalir berpotensi lebih menguntungkan. Pendidikan tinggi pun sekarang memiliki model baru, yakni kuliah daring/online.
Dr. Widyo Winarso, M.Pd Sekretaris LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, usai memberi materi pada mahasiswa baru ITN Malang, Senin (09/09).
Kuliah online sudah berkembang di kancah nasional maupun mancanegara. LLDIKTI menyarankan Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan model kuliah tersebut agar mengikuti laju zaman. “Pendidikan konvensional semakin berkurang di negara maju. Kami menyarankan perguruan tinggi dalam negeri juga menyelenggarakan kuliah online, ada dua level yaitu di program studi dan institusi. Sekarang bahan mata kuliah umum sudah ada semua, tetapi memang masih terbatas didaringkan,” kata Dr. Widyo Winarso, M.Pd Sekretaris LLDIKTI Wilayah VV Jawa Timur, Senin (09/09).
Widyo memandang kuliah online dapat menjadi pilihan pelengkap kuliah konvensional. Namun, ia berpesan agar perguruan tinggi benar-benar mempersiapkannya secara matang, terutama dari segi sumber daya manusia. “Kuliah online di skala institusi berat. Sebagai awal bisa dimulai dari mata kuliah, lalu berangsur mengajukan izin kuliah online ke level prodi saat sudah 50% mata kuliah yang berbasis daring. Di Indonesia untuk kuliah online sudah diterapkan di universitas terbuka, kalau di prodi contohnya Binus,” lanjutnya.
Menurut dia, kuliah online memiliki beragam manfaat. Mata kuliah yang diambil secara daring, pengaturan ruangan lebih fleksibel, dan dapat mengikuti perkuliahan di institusi lain. Meski begitu, LLDIKTI tidak menargetkan perguruan tinggi harus membuka kuliah online prodi atau institusi. “LLDIKTI hanya memberi saran. Semua kembali pada kebijakan kampus dan rektorat. Kami paham setiap perguruan tinggi memiliki prioritas serta perhatian masing-masing,” imbuh Widyo.
Pada skala yang lebih luas yakni pendidikan tinggi pada umumnya, Widyo lantas menegaskan kalau mahasiswa tidak boleh hanya bermodal cerdas secara kurikuler. Agar pendidikan tinggi berlangsung komprehensif, pendidikan kurikuler harus diseimbangkan dengan pendidikan ekstrakurikuler. Hal ini dikarenakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saja belum cukup membekali lulusan. Mahasiswa wajib memiliki ilmu akademik, karakter yang ditunjang oleh pengalaman organisasi, dan sikap akhlak mulia.
“Jadi durasi kuliah kalian harus tepat sesuai kenyamanan, bukan sekadar lulus cepat. Kalian perlu mengeksplor diri selama di kuliah. Kuliah tidak cuma perkara menyelesaikan SKS tetapi bagaimana kita menghabiskan waktu dengan hal yang bermanfaat,” pungkas Widyo pada para mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional Malang dalam Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) hari ini. (ata)
Link : www.itn.ac.id