
itnmalangnews.id – Sepulang dari pendakian di Gunung Semeru, dua orang dari Universitas 17 Agustus Cirebon berkunjung ke Sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Pecinta Alam (Himakpa) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Rabu (21/08). Beberapa hari sebelumnya Himakpa ITN Malang juga mendaki Gunung Semeru sebagai fasilitator upacara bendera peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Untuk menyambut kawan yang bertamu, para pengurus Himakpa mengajaknya mengarungi Sungai Brantas.
Himakpa ITN Malang arungi Sungai Brantas. (Foto: Himakpa for itnmalangnews.id)
Syauqi Azhar Dani, Ketua Himakpa, memaparkan, terdapat tiga orang Himakpa yang menemani arung sungai. Sungai yang dipilih adalah Sungai Brantas, di daerah Kendalpayak, Pakisaji, Kabupaten Malang. “Sungai brantas di Kendalpayak grade-nya rendah, jadi cocok buat pemula. Di sana juga belum ada operator sehingga kita bisa lebih mudah berangkat tanpa perlu mengurus birokrasi jauh-jauh hari seperti sungai lain,” ujar Syauqi menjelaskan, Kamis (22/08).
Mereka pun berangkat dengan membawa perahu serta kelengkapan lain. Tidak lupa peralatan pribadi seperti pelampung, helm, dan sepatu karet. Pengarungan dilakukan sejauh 7,5 km dari lokasi awal, tepatnya mereka berhenti di Desa Gedangsari, yang masih termasuk Kecamatan Pakisaji.
Arung sungai merupakan salah satu olahraga arus deras. Oleh sebab itu, pengarungan ini tidak sekadar mengarungi sungai tetapi juga untuk berlatih. Himakpa mengajak kawan mereka melakukan flip flop, renang jeram, resque by rook, teknik dayungan, dan skipper. Apabila waktu tempuh normal untuk jarak 7,5 km adalah 1,5 jam pengarungan, pengarungan kali ini mencapai sekitar tiga jam.
Pada kesempatan ini, Himakpa hendak menunjukkan polusi besar-besaran di Sungai Brantas. Brantas sudah tercemar sejak di hulu dan semakin kotor di hilir. “Kemarin surut, kelihatan jelas kiri kanan banyak sampah nyangkut. Kalau banjir, sampahnya kebawa sampai bendungan. Airnya jadi tidak sehat. Kalau pertama nyemplung pasti gatal-gatal biarpun lama-lama kebal. Dan kalau airnya tidak sengaja terminum bisa diare seperti yang pernah dialami kawan Himakpa kami,” jelas Syauqi.
Baca juga: Susur Sungai, Rektor ITN Malang Lihat Potensi Sungai Amrong Rolak
Baca juga: Renewable Energy, Komunitasnya Anak Teknik ITN Malang
Mahasiswa asli Sidoarjo tersebut melanjutkan jika permasalahan sungai tidak hanya dialami oleh Sungai Brantas. Ia lalu mengutip pernyataan kawan jauhnya tentang kondisi di Jawa Barat di mana terdapat sungai yang pernah dikategorikan dalam sungai paling tercemar di dunia.
“Kata mereka karakteristik Sungai Brantas seperti seperti Sungai Citarum, tetapi Citarum lebih besar dan kotor. Jadi kita perlu meningkatkan sosialisasi dan penyadaran masyarakat agar tidak membuang sampah serta limbah sembarangan,” katanya lagi. (ata)
Link : www.itn.ac.id