Ajeng Dini Riyanti, Praktisi Senior Radio sedang berinteraksi dengan finalis duta kampus ITN Malang 2023. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Pemilihan Duta Kampus 2023 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) memasuki babak pembekalan. Menghadirkan tiga pembicara yang ekspert di bidangnya. Dian Sudiono Putri, S.Psi, M.Psi., Psikolog Klinis yang aktif melayani pasien di Biro Psikologi Lentera memberi pembekalan seputar emotional dan spiritual quotient. Ir. Soeparno Djiwo, MT., alumnus ITN Malang sekaligus Rektor ITN Malang Periode 2010-2014 memberi wawasan seputar sejarah, visi misi, tujuan, dan prestasi ITN Malang. Serta Ajeng Dini Riyanti, seorang praktisi senior radio dengan materi public speaking dan personal branding.
Dian Sudiono Putri, S.Psi, M.Psi., dalam materinya membedah Emotional & Spiritual Maturity (kedewasaan emosional dan spiritual). Menurutnya emosi dan spiritual sangat bergantung pada tiga aspek, yakni pikiran, perasaan, dan perbuatan. Maka, mengenali emosi dan spiritualitas diri sangatlah penting.
Baca juga: Perdana, ITN Malang Gelar Proses Pemilihan Duta Kampus Sebagai Representasi Mahasiswa Berprestasi
“Emosi bergantung pada situasi dan kondisi. Maka yang harus dilakukan adalah menyadari apa yang kita rasakan. Bahkan emosi harus dimaknai. Misalkan apakah kita sedang cemas, sedih, marah, senang, atau bahagia,” kata Dian di Aula Kampus 1 ITN Malang, Sabtu (09/12/2023).
Menurutnya, untuk mengelola emosi adalah dengan berkesadaran diri. Bisa dilakukan dengan menampilkan emosi dengan cara yang baik. Kesadaran mengenai kondisi diri sangatlah penting untuk dapat memanajemen diri dengan baik. Karena emosi yang tertahan bisa berpengaruh terhadap kondisi fisik, dan juga bisa berpengaruh pada masalah kesehatan mental.
“Kesehatan mental juga merupakan kunci dalam hubungan, kesejahteraan pribadi, dan emosional. Serta kontribusi terhadap komunitas atau masyarakat,” lanjutnya.
Mental yang sehat akan mempengaruhi hubungan yang sehat, aktivitas yang produktif, dan kemampuan untuk beradaptasi. Hal ini penting bagi seorang duta kampus yang nantinya bakal membawa nama baik kampus ke masyarakat.
“Jadilah pribadi dengan mental yang sehat agar nantinya kalian berfungsi secara optimal. Baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun organisasi,” tuntasnya.
Sedangkan pemateri lainnya Ajeng Dini Riyanti memberikan materi seputar public speaking dan personal branding. Menurut Ajeng, kemampuan public speaking dan personal branding harus dimiliki oleh seorang duta. Apalagi di era sosial media seperti saat ini. Dimana duta kampus harus bisa menjadi representatif kampus.
“Orang akan melihat Kampus ITN Malang seperti apa, mereka akan melihat melalui pribadi duta tersebut,” ujar Ajeng.
Maka, sebagai duta kampus tidak hanya bermodal paras cantik dan tampan saja, namun juga harus memiliki intelektual dan karakter yang baik. Menurut Ajeng, duta kampus juga harus confidence (percaya diri), mempunyai kognitif bagus, memiliki knowledge (pengetahuan) terhadap kampus, serta isu-isu yang berkembang di masyarakat.
“Juga harus memiliki manner (tata krama) mencakup attitude (sopan santun) seperti cara berbicara, cara berpakaian dan lain-lain. Orang lain akan melihat duta secara visual,” tambahnya.
Baca juga: Pembekalan Duta Kampus, Harapan Ikut Promosi Kampus hingga Kampus Inklusi
Untuk menjadi duta kampus semua memang bisa dipelajari, seperti kognitif dan knowledge. Namun menurut Ajeng, confidence, public speaking harus dilatih. Saat ini orang bisa membangun citra sekaligus kepercayaan diri lewat sosmed. Misalnya dengan mengunggah foto atau video aktivitas keseharian di feed atau story yang berdurasi tayang 24 jam. Mencoba aktif di kelas dalam presentasi dan memberikan pertanyaan. Bisa juga dengan aktif mengikuti berbagai organisasi kampus dan komunitas di luar kampus.
“Memberi pendapat dan pemikiran bisa dimulai dari sini. Kalau di dalam kelas, organisasi, atau komunitas pasif, maka confident, dan mental tidak akan terbentuk,” katanya.
Apalagi sekarang menurut Ajeng, perusahaan akan melihat calon karyawan dari sosial media mereka. Kalau mereka memiliki pengikut dan komunitas yang banyak akan menjadi nilai plus. Namun perlu dipahami untuk menggunakan sosial media secara bijak, karena sosmed akan menjadi rekam jejak yang hampir tidak bisa dihapus. Caranya dengan menggunakan sosmed seperlunya, menghindari memberi tanggapan secara negatif kepada isu-isu yang sensitif, dan kalau belum paham terkait sebuah postingan hindari berkomentar.
Ajeng juga memberi apresiasi dan mengomentari finalis Duta Kampus ITN Malang. Menurutnya pada waktu test cam finalis mampu menyampaikan gol-nya secara baik, dengan public speaking yang bagus. Namun dalam sesi diskusi dan pertanyaan ada beberapa finalis yang masih pasif.
“Jadi sense of confidence-nya perlu dilatih, juga public speaking. Serta bagaimana cara mereka men-deliver dari pemikiran ke audience. Harapannya tahun depan mereka bisa menjadi mentor calon duta kampus,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)