
itnmalangnews.id – Pengembangan otomotif di Indonesia harus memikirkan bagaimana karakter masyarakatnya dalam memiliki barang-barang otomotif. Mobil yang dibeli masyarakat Indonesia bukan karena merk yang bagus tetapi bagaimana mobil itu setelah di beli. “Karakter orang Indonesia itu mikir jual sebelum beli mobil. Karena itu Toyota lebih laris ketimbang mercedes, meskipun mercedes lebih bagus dari Toyota,” terang Dr. Eng. Sutikno, ST, MT, pembicara dalam acara Seminar Pengembangan Otomotif di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Meskipun begitu, imbuh dosen teknik mesin ITS Surabaya tersebut, jumlah penjualan otomotif di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu buktinya adalah volume kendaraan yang terus meningkat di jalanan meskipun terus dilakukan pelebaran jalan. “Kenyataan ini berarti potensi industri otomotif di Indonesia masih terus berkembang, dan kreasi otomotif masih terus akan di butuhkan,” tuturnya.
Bagaimana memulai kreasi otomotif? Menurut Sutikno dapat dimulai dari hal yang paling sederhana yaitu membuat kreasi komponen-komponen otomotif. Kreasi ini dapat dipasarkan untuk melengkapi peralatan-peralatan motor atau mobil yang sudah ada. “Selanjutnya kita perlu meningkatkan kemampuan SDM dan desain komponen otomotif itu sendiri,” lanjut pria yang pernah belajar di Jepang itu.
Hal-hal lain yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa teknik mesin untuk meningkatkan kemampuan otomotifnya di antaranya: membaca hasil pengukuran, mengamati mekanikal properti, membaca perkembangan teknik mesin, dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi. “Semua yang terealisasi dalam dunia otomotif saa ini adalah melibatkan kecakapan komunikasi. Secerdas apapun apapun orangnya jika tidak bisa berkomunikasi maka ilmunya akan tidak tersampaikan,” kata dia. (her)