itnmalangnews.id – Keseriusannya memerhatikan situs-situs kebudayaan di Kota Malang membuat Ir. Budi Fatoni,MT, dosen ITN Malang, diangkat menjadi tim ahli cagar budaya Kota Malang. Tim ini cukup prestisius karena se Kota Malang hanya dipilih 7 orang ahli. “Saya juga tidak tahu apa kriterianya kenapa saya dipilih. Yang pasti sejak 1997 saya sudah ngamati Kota Malang. Dan banyak menulis tentang Malang,” tuturnya.
Menurut pria yang akrab disapa Budi tersebut ada enam orang lainnya yang menjadi tim Ahli. Di antaranya: Dwi Cahyono,SE (pemerhati budaya Kota Malang), R. Agung Harjaya Buana,SE., MSE (perwakilan dari dinas pariwisata Malang), Drs. Ponimin,M.Hum (pematung UM Malang), Ida Ayu Made Wahyuni,SH,M.Si (kepala dinas kepariwisataan Kota Malang), Drs. M. Dwi Cahyono,M.Hum (arkeolog dari Universitas Negeri Malang), Reza Hudianto (sejarawan UM Malang). “Bersama enam orang itu saya terbangkan ke Bali untuk mengikuti training asesor nasional oleh pemerintah pusat,” lanjut pria yang tinggal di Malang tersebut.
Pasca pelatihan di Bali ini, Budi bersama tim punya tanggung jawab untuk menjaga kelestarian situs-situs kebudayaan di Kota Malang. Karena itu, pihaknya langsung membuat prioritas beberapa cagar budaya di Kota Malang yang perlu diselamatkan dan dilestarikan. Beberapa di antaranya: kantor-kantor pemerintahan termasuk kantor walikota, bangunan-bangunan pendidikan, gedung TNI dan polri, bangunan dan kawasan wisata lainnya. “Kanopi kantor walikota Malang itu tidak asli, itu buatan baru. Jadi itu bukan bagian dari cagar budaya,” lanjut Budi.
Selain itu, dosen arsitektur yang ramah tersebut bersama tim juga telah berkomunikasi dengan beberapa komunitas di Kota Malang yang peduli akan budaya. Bahkan ada beberapa yang sudah tiap membantu. “Di Malang ini bagusnya komunitasnya hidup dan memiliki kepedulian. Sehingga hal-hal yang positif untuk membangun Kota Malang dapat langsung direspon dengan baik,” kata dia. (her)