itnmalangnews.id – Kehadiran direktur survei dan pemetaan tematik kemeterian agraria tata ruang dan badan pertahanan nasinal (ATR-BPN), Tri Wibisono ke Diesnatalis Geodesi ke 32 Insitut Teknologi Nasional (ITN) Malang membawa angin segar. Pasalnya, dia menegaskan bahwa Indonesia saat ini masih membutuhkan ribuan surveyor kadastral berlisensi yang bisa diajak menjadi mitranya. Dan tentu saja mahasiswa dan alumni Geodesi adalah orang-orang yang paling berpeluang untuk bergabung.
Menurut Tri, pemerintah mentargetkan pada 2025 ruang di Indonesia sudah terpetakan dengan jelas, sehingga tidak ada lagi sengketa lahan yang berkepanjang serta dapat mempermudah bagi orang yang ingin berinvestasi. “Di Indonesia saat ini ada total 125 juta bidang tanah, dan yang terdaftar baru 41,8 juta saja. Masih banyak yang belum,” kata dia.
Untuk menuntaskan target pada 2025 dengan jumlah bidang tanah yang belum terdaftar ini pemerintah memetakan target setiap tahun. Di mana untuk tahun 2017 ini kementerian ATR-BPN menarget 5 juta bidang tanah terdafar dengan mengutus petugas ke desa-desa. Tentu ini membutuhkan tenaga surveyor. Sementara ini, lanjut Tri, pihaknya baru memiliki 2.700 surveyor dari kalangan ASN (Aparatur Sipil Negara) dan 2.300 SKB (Surveyor Kadastral Berlisensi) yang merupakan mitra pemerintah. “Jumlah ini jika dilihat dari kebutuhan pemetaan masih sangat kurang. Bahkan kami terpaksa mensertifikasi para pegawai yang sudah pensiun untuk menjadi surveyor mitra,” katanya.
Sementara itu, perwakilan kanwil BPN Jatim, Ir. Winduno,M.,Eng.,Sc. menyatakan bahwa Jatim saat ini membutuhkan 102 tenaga surveyor jika ingin menuntaskan pemetaan tanah selesai dalam jangka 6 bulan. Yang mana Jatim masih ada 435.240 bidang tanah yang belum terdaftar. Sementara tenaga surveyor yang ada 258 orang da 170 asisten. “Kebutuhan tenaga itu bisa diperkecil menjadi 53 orang jika penyelesaiannya diperlama hingga 6 bulan,” katanya. (her)