
itnmalangnews.id – Lokakarya berjudul “Konstruksi Indonesia Melangkah ke Masa Depan dengan Penggunaan Beton Prategang” menutup serangkaian Education of Civil Engineering (Ecive) 2018 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Senin (11/03). Beton prategang yang sebelumnya hanya berupa mata kuliah pilihan untuk semester lanjut akan menjadi mata kuliah wajib di silabus baru ITN Malang. Materi beton prategang masih termasuk jarang walau aplikasinya di Indonesia sudah mulai marak.
Catur Yudianto selaku pembicara lokakarya menjelaskan konstruksi beton prategang, terutama beton prategang yang baru diberi gaya setelah dicor alias posttensioned. Secara teknis spesialis stay cables PT Tensindo Kreasi Nusantara ini juga membahas pemilihan strand, metode bearing dan ekspansi, ground anchor, heavy lifting, dan hanger. “Kerja engineer dimulai dari shop drawing dan pengajuan proposal stressing sampai ke lapangan. Kita harus paham bagaimana instalasi ductingtendon, bearing plate, baru bisa melakukan stressing dan grouting proyek,” jelasnya.
Baca juga: Beton dari Berbagai Universitas se-Indonesia Adu Kuat di ITN Malang
Baca juga: Alumni ITN Malang di Balik Pembangunan Jembatan Simpang Susun Semanggi Jakarta
Catur adalah alumni ITN Malang angkatan 1989. Ia berpengalaman mengerjakan proyek di Asia Pasifik, seperti jembatan di China, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Di Indonesia, ia menangani jembatan Baturusa di Pangkal Pinang, jembatan Merah Putih di Ambon, dan Simpang Susun Semanggi di Jakarta. (ata)