itnmalangnews.id – Darsono Sigit mengibaratkan perjuangan program pengabdian masyarakat seperti pohon pisang. Pengabdi seperti jantung pisang dan UMKM seperti tandan pisang. “Satu jantung pisang semakin lama semakin jauh dari tandan-tandannya, tetapi mereka memiliki fungsi masing-masing. Artinya, pengabdi harus ikhlas bekerja dan UMKM tidak boleh terus bergantung pada pengabdi,” jelasnya.
Darsono Sigit saat menyampaikan kiat membuat proposal pengabdian masyarakat. (Foto: Yanuar/Humas ITN)
Ia kemudian menjelaskan kunci sukses proposal pengabdian yang meliputi kelengkapan komponen proposal. Antara lain; permasalahan mitra, solusi, IPTEK hasil penelitian tim pengabdi, metode, kejelasan pendanaan, prasyarat pengabdian, teknis pelaksanaan, indikator keberhasilan, pelaporan, dan keberlanjutan. “Rencana Tindak Lanjut (RTL) penting agar program tidak berhenti begitu saja setelah dilaksanakan. Untuk ilustrasi di proposal, gunakan foto asli. Kalau comot dari google biasanya langsung dicoret. Jangan lupa juga mencantumkan data lengkap mitra dan analisis situasi dalam ringkasan proposal,” pesan Sigit.
Bersama Mistaram dan Untung Santoso, ia mempersilakan peserta workshop untuk bertanya tentang pengabdian kepada masyarakat secara umum sebelum lanjut ke sesi klinik proposal. Bagi peserta yang sedang mencari mitra, Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat (Flipmas) Legowo Jawa Timur juga menyediakan daftar mitra yang bisa diajak bekerja sama. (ata)