itnmalangnews.id – Tak ada lagi yang dilakukan sepulang sekolah selain berjalan-jalan mengitari pematang sawah. Mengacak-ngacak lumpur coklat dengan kakinya. Menikmati hijaunya padi yang menghampar luas di sekitar rumah. Mencari keong mas lalu memecahnya, dan di sela-sela itu tidak lupa berenang di kali. Itulah masa kecil yang paling menyenangkan yang dialami Baiq Yaula Insani, wisudawati terbaik jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Kehidupan kampung dengan hamparan sawah itu sangat mempengaruhi diri pribadi gadis kelahiran 30 Mei 1994 tersebut. Semenjak duduk di bangku SMA, dia punya keinginan untuk menata Desa Ketarak, Kecamatan Pujud, Lombok yang tak lain tempat kelahirannya. Karena itulah saat kuliah memutuskan masuk di jurusan PWK ITN Malang. “Saya suka dengan sawah, kalau ada di rumah saya sering berpetualang di sawah-sawah,” kenang alumni SD Sempalan tersebut.
Setamat dari SMPN I Pujud 2009 lalu, putri pasangan Nurul Laili dan Lalu Idham Khalid tersebut langsung melanjutkan ke SMA N 2 Mataram. Selama menjalani sekolah menengah atas ini, Baiq memilih ngekos karena jarak rumah dengan sekolah cukup jauh, biasanya ditempuh selama 1 jam dengan naik motor. “Tapi saya tiap minggu masih pulang ke rumah, karena kangen dengan orang-orang di rumah. Kangen sawah juga,” lanjutnya saat diwawancarai di ruang humas ITN Malang.
Tinggal di kos memberi kesempatan pada gadis berjilbab itu untuk dapat bergaul dengan banyak teman-temannya. Bahkan dia juga sering belajar kelompok di kos apabila ada tugas dari sekolah. Lebih-lebih untuk persiapan ulangan harian atau ujian sekolah. “Di SMA alhamdulillah saya masuk dalam peringkat 10 besar,” tutur gadis penyuka olahraga Badminton itu. Dia juga menambahi bahwa dirinya sangat menyukai pelajaran fisika, karena itu sejak kelas dua dia masuk dalam jurusan IPA.
Pada tahun 2012, dia menamatkan jenjang studi menengah atasnya. Saat itu dia mulai mencari informasi perguruan tinggi yang diinginkan sesuai dengan minatnya melalui searching di internet. Rupanya pilihannya jatuh pada ITN Malang jurusan PWK. Di jurusan ini dia berharap dapat mewujudkan mimpi-mimpi masa kecilnya untuk menata desanya. “Di PWK kita belajar bagaimana memadukan antara sosial, ekonomi, budaya, dan politik suatu daerah dalam satu tata kota yang bagus,” terangnya.
Semangat membangun daerah membuat Baiq belajar dengan tekun dan tak kenal lelah. Dia berusaha mengerjakan tugas-tugas dari dosen sebaik dan semaksimal mungkin. Paling tidak, imbuhnya, ada tiga tugas besar yang harus dituntaskan selama masa kuliah di ITN Malang, yaitu tugas studio desa, studio kota, studio wilayah. Dalam setiap tugas tersebut dia harus menganalisa dari sudut pandang PWK keadaan suatu desa, kota, dan wilayah.
Untuk tugas pertama dia memilih daerah Wagir Kabupaten Malang sebagi objek kajiannya. Dalam analisanya dienemukan potensi besar di daerah Malang selatan tersebut yaitu potensi agrowisata. Hal ini karena daerah itu memiliki lahan pertanian yang masih luas, dan itu dapat disulap jadi agro wisata. Namun demikian infrastruktur seperti jalan juga harus diperbaiki lagi. Tugas ini menurutnya yang terberat karena desa-desa di daerah ini tidak memiliki data tentang kawasannya. “Sempat berpikir ingin menyerah, karena teman-teman juga tidak terlalu kompak. Datanya tidak ada, saya harus turun ke lapangan,” kenangnya menghela nafas.
Kemudian dilanjutkan studio kota di Sampit, Kalimantan. Di daerah ini dia menemukan kualitas tanah yang berbeda dengan di Jawa. Menurutnya tanah di kawasan tersebut memang sangat cocok untuk perkebunan sawit. Selain itu infrastruktur jalan sangat tidak layak. “Jembatan-jembatannya sudah mulai rusak semua, dan belum ada perbaikan dari pemerintah setempat,” lanjut gadis yang suka main bola tersebut.
Adapun tugas terakhirnya dia selesaikan dengan meneliti tata wilayah kabupaten Probolinggo. Baginya, kabupaten ini sudah cukup baik, hanya saja rambu-rambu di jalan-jalan protokol tidak lengkap. Hal inilah yang memicu seringnya terjadi kecelakaan. Dari sekian tugas ini, Baiq menyimpulkan bahwa dalam membangun tata wilayah atau kota yang baik harus memadukan antara sektor ekonomi, politik, budaya, dan sosial masyarakatnya.
Setelah tiga tugas besar tersebut tuntas, kini waktunya menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Dia memilih lokasi Kota Batu sebagi objek kajiannya. Dia meneliti kota wisata tersebut dari sudut potensi wisatanya, analisa transportasi, dan kebutuhan angkutan wisata. “Penelitian ini saya beri judul Penyediaan Moda Angkutan Pariwisata di Kota Batu,” ujarnya.
Penelitian ini, menurut Baiq, menunjukkan bahwa Kota Batu sudah saatnya menyiapkan transportasi khusus untuk wisata. Angkutan ini bergerak dari tempat penginapan ke berbagai lokasi wisata. Cara ini dapat mengatasi kemacetan yang sering menumpuk di Kota Batu, karena wisatawan tidak perlu lagi membawa kendaraan pribadinya ke lokasi wisata. “Permintaan angkutan wisata ini juga diajukan oleh responden saya. Dari 100 responden, 60 persen menginginkan angkutan wisata khusus,” tuturnya. Alhasil penelitian ini membawa dia menjadi wisudawati terbaik jurusan PWK dengan IPK 3.65. (her)