
itnmalangnews.id – Salah satu agenda monitoring dan evaluasi (monev) Technology and Innovation Support Center (TISC) di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang adalah pengisian angket, Kamis (25/07). Pengisian angket dipandu oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Namun, Kemenristekdikti ikut hadir dalam acara untuk mendampingi DJKI. “Data yang didapatkan juga akan disinergikan dengan data Kemenristekdikti. Angket ini akan melengkapi data/angket Ristekdikti sebagai bahan kebijakan,” tukas Juldin Bahriansyah, ST,M.Si, Kasubdit Valuasi dan Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti.
Monev TISC (Ki-ka) Juldin Bahriansyah, ST,M.Si, Kasubdit Valuasi dan Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti, Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT dan tim monev TISC.
Beberapa aspek yang diperhatikan oleh DJKI adalah pelayanan, spesialisasi, dan infrastruktur. ITN Malang banyak memenuhi poin angket meski juga ada yang belum terlaksana. Sebagai informasi, TISC ITN Malang tidak berdiri sendiri melainkan lebur dalam Sentra Kekayaan Intelektual (KI) karena kemiripan tupoksi.
TISC ITN Malang, dalam hal ini Sentra KI, mewadahi dalam akses data, manajemen, drafting paten, hingga validasi. Sentra KI ITN Malang juga melayani semua bidang karena masing-masing mentor memiliki bidang ilmu tersendiri. Ia pun aktif mengadakan pelatihan dan memonitoring perkembangan teknologi bersinergi dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITN Malang. Guna mendapatkan kebaruan dan informasi dasar, ia berlangganan produk media ilmiah terkait.
Tidak ingin berhenti di sana, ITN Malang berencana untuk terus berkembang. Ia hendak melangkah ke arah komersialisasi dan pemasaran secara resmi. Bahkan memfasilitasi sivitas ITN Malang untuk menuju ke arah lisensi paten.
Baca juga: Sentra KI ITN Malang jadi Magnet Banyak Kampus Jalin MoU
Baca juga: Rekam Jejak Sentra KI ITN Malang datangkan Wakil Rektor IV UNIDA Bogor
Upaya tersebut tidak bisa dijalankan sendiri, DJKI juga merupakan tokoh sentral yang mampu menunjang ITN Malang serta perguruan tinggi lain. Pada kesempatan ini, ITN Malang memberikan saran kepada DJKI terkait beberapa hal. Satu di antaranya adalah menambah kelengkapan informasi tentang klaim dan paten pembanding. “Biar rekan-rekan tidak ragu dalam mempublikasikan karyanya. DJKI bagus dalam memfasilitasi pelatihan dan sebagainya, tetapi kami rasa kuota tiap kampus perlu ditambah,” ungkap Dr. Nanik Astuti Rahman, ST,MT, Sekretaris Sentra KI ITN Malang. (ata)
Link : www.itn.ac.id