Ir. Hadi Surya Wibawanto Sunarwadi, ST., MT., (kemeja biru) dan Deddy Rudhistiar, S.Kom., M.Cs., saat bertemu Bapak Sujianto, Kepala Desa Sukoraharjo, Kepanjen, Malang beberapa waktu lalu. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Limbah anorganik terutama sampah plastik bisa diolah menjadi campuran pembuatan batako dan paving. Namun sayangnya pada tingkat masyarakat teknologi pemanfaatan limbah ini belum begitu familier. Untuk itu Tim Dosen Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) meningkatkan keterampilan mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang melalui pusat pelatihan pembuatan batako dan paving dengan campuran sampah plastik.
Tim abdimas dosen ITN Malang tersebut terdiri dari dosen Teknik Sipil S-1, Ir. Hadi Surya Wibawanto Sunarwadi, ST., MT., (ketua) dan Ir. Deviany Kartika, MT., serta dosen Teknik Informatika S-1, Deddy Rudhistiar, S.Kom., M.Cs. Kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melibatkan dua mahasiswa Teknik Sipil, yaitu Imelda Febrianti dan Khoyru Nisa Salsabila Putri.
Baca juga: Inovasi Campuran Aspal Spectra Bawa Pulang Dua Juara
“Pengabdian masyarakat kami menjadi salah satu upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik, melestarikan lingkungan, sekaligus memberdayakan UMKM Desa Sukoharjo. Harapannya kedepan juga dapat menjadi kegiatan ekonomi kreatif yang bisa meningkatkan nilai ekonomi (pendapatan) mitra,” ujar Hadi ketua tim saat dihubungi lewat sambungan whatsapp, Senin (23/09/2024).
Menurut Hadi, abdimas tersebut mendapat support dari hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, DRTPM, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Tahun 2024. Dimana untuk kegiatan awalnya sudah berjalan dengan menggali informasi tentang kebutuhan mitra terhadap pendampingan yang akan mereka lakukan. Kemudian tim mengusulkan pemberdayaan masyarakat mitra non produktif dengan pendampingan pembuatan batako dan paving dengan campuran limbah sampah plastik. Pemanfaat limbah ini sebagai upaya pelestarian lingkungan, selain itu sampah plastik ini akan menambah kekuatan pada paving dan batako.
“Kami telah bermitra dengan pemerintahan Desa Sukoharjo selama satu tahun terakhir. Melihat dari kebutuhan mitra akan pengelolaan sampah serta pemberdayaan masyarakat dalam memproduksi produk unggulan desa, maka kami wujudkan dalam bentuk abdimas,” lanjutnya.
Menurut Hadi, Bapak Sujianto selaku Kepala Desa Sukoraharjo menyambut baik usulan tim ITN Malang. Kepala desa juga bersedia mensupport kegiatan hingga selesai dan berkelanjutan. Kepala desa berharap kegiatan ini mampu memperkuat UMKM di lingkungan masyarakat, serta meningkatkan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Lulus 3,5 Tahun, Mahasiswa Teknik Lingkungan Membuat Karbon Aktif dari Plastik
Sesuai agenda, abdimas akan dilaksanakan selama delapan bulan. Dimulai dari survei pendahuluan (melihat kondisi mitra), kemudian akan dilanjutkan dengan pembuatan benda uji (trial) di lokasi mitra. Setelah pembuatan benda uji selesai maka akan dilakukan sosialisasi, dan pelatihan pembuatan paving dan batako dengan campuran limbah plastik di desa.
“Nanti juga ada pelatihan manajemen, dan pemasaran dari produk tersebut. Nah, peran dari Teknik Informatika dibutuhkan disini untuk membantu mengemas pemasarannya secara digital,” jelasnya.
Dengan kolaborasi antara ITN Malang dengan mitra, harapannya akan meningkatkan kompetensi dan kapasitas mitra sebagai UMKM produsen batako dan paving, meningkatkan produktivitas dan kualitas mitra, meningkatkan keberlanjutan usaha mitra, mendorong inovasi dan pengembangan produk, serta memperluas jaringan.
Program abdimas ini juga menjadi contoh nyata peran serta kampus dalam memberdayakan masyarakat. Kampus juga membantu menemukan peluang bisnis di masyarakat dari hasil menggali masalah sampah di lingkungan. “Semoga kegiatan kedepan bisa berjalan dengan lancar, karena dampak positif akan dirasakan oleh masyarakat, dan lingkungan. Ekonomi masyarakat naik, dan bisa membantu mengatasi masalah limbah plastik,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)